Liputan6.com, Pekanbaru - Menjelang pelaksanaan Asian Games di Jakarta dan Palembang pada pertengahan Agustus mendatang, titik panas atau hot spot sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terpantau meningkat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Misalnya di Pulau Sumatera, hot spot pada Senin (16/7/2018), terpantau cukup banyak. Sumatera Selatan sebagai salah satu penyelenggara menduduki peringkat dua.
Berdasarkan data dari Kepala BMKG di Pekanbaru, Sukisno, ada 12 titik panas yang terpantau. Sementara, titik panas secara keseluruhan di Pulau Sumatera, yaitu 76 titik yang tersebar di delapan provinsi.
"Riau paling banyak dengan 17 titik, Sumatera Selatan kedua paling banyak, yaitu 12 titik. Level kepercayaan atau confidence-nya di atas 50 persen," ucap Sukisno di Pekanbaru.
Baca Juga
Advertisement
Selanjutnya di Provinsi Aceh, Sukisno menyebut satelit yang digunakan memantau 11 titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Utara sembilan, Jambi sembilan, Sumatera Barat delapan, Lampung lima titik, Bangka Belitung ada empat, dan Bangka Belitung terpantau satu hot spot.
Untuk di Riau, Sukisno mengungkapkan, 17 titik panas yang terdeteksi melalui pencitraan satelit Terra dan Aqua menyebar di enam kabupaten. Sebagian besar berlokasi di pesisir Riau, yaitu di Kampar, Dumai, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Siak dan Meranti.
Sukisno merincikan, titik panas terbanyak terpantau di Kabupaten Rokan Hilir, yaitu enam titik, Rokan Hulu lima titik, Kampar, dan Dumai masing-masing dua titik serta Siak dan Meranti masing-masing satu titik panas.
Dari jumlah itu, sebanyak 12 titik panas di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat karhutla dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen. "Titik api tersebut terpantau di Rokan Hilir lima titik, Rokan Hulu tiga titik, Dumai dua titik, serta Siak dan Kampar masing-masing satu titik," katanya.
BMKG memprakirakan titik panas bisa saja bertambah karena di Riau saat ini minim curah hujan. Meskipun ada tapi sifatnya lokal yang terjadi di sebagian wilayah Rokan Hilir dan Rokan Hilir.
Melonjaknya titik panas ini tentu bukan kabar baik mengingat perhelatan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang hanya meninggal hitungan hari. Apalagi, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah memberi peringatan keras agar menjelang Asian Games tidak boleh ada asap.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
6 Helikopter Dikerahkan Atasi Karhutla di Riau
Adapun Riau dengan Satgas Karhutla terus memaksimalkan kerja supaya titik api cepat ditangani. Dua helikopter sudah ditambahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk water bombing ke Riau atas permintaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau.
"Dengan penambahan dua helikopter ini berarti sudah ada enam helikopter guna mencegah dan menanggulangi karhutla di Riau," kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur.
Dia menjelaskan, dua heli ini berjenis Bell 214 yang mampu bawa air hingga 3.000 liter dan MI-172 berkapasitas 4.000 liter sekali angkut.
Jim menyebutkan, awal tahun ini BNPB telah mengirim tiga unit helikopter pengebom air masing-masing jenis Bell berkapasitas 3.000 liter air. Selain itu, satu unit Sikorsky dan Kamov masing-masing mampu mengangkut 5.000 liter air.
Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut mengerahkan satu unit helikopter patroli guna pencegahan potensi karhutla di Provinsi Riau. "Jelang Asian Games, helikopter ini tentunya sangat meringankan petugas dan memadamkan api dari jalur udara," ujar Jim.
Data tambahan, tahun ini seluas 1.870,96 hektare lahan di Provinsi Riau hangus terbakar yang tersebar di 12 kabupaten dan kota yang ada.
Pemerintah Provinsi Riau sebelumnya telah mengambil langkah cepat dengan memperpanjang status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan hingga 30 November 2018 mendatang. Perpanjangan ini juga sebagai bagian dari upaya menyukseskan Asian Games 2018.
Sementara itu, Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG) Harris Gunawan menyatakan kondisi lahan gambut di Riau sangat rawan terjadi karhutla. Sebab, sebaran air di gambut sangat rendah, yaitu di bawah 40 centimeter.
"Sebaran air di lahan gambut Riau sudah mengkhawatirkan. Berdasarkan alat pemantau BRG di Pekanbaru dan daerah pesisir, rata-rata ketinggian air sudah di bawah 40 centimeter," kata Haris Gunawan.
BRG memasang tujuh alat pemantau ketinggian muka air yang bekerja memantau kondisi terkini. Status semua alat yang terpasang kini dalam warna merah karena rendahnya sebaran air di lahan gambut.
Advertisement