Pecahkan Rekor Dunia, Anjing Jenis Chihuahua Dikloning 49 Kali

Proses pengkloningan anjing berukuran tinggi 3,8 inchi (9,65 cm) dan panjang 2,6 inchi ini dilakukan di Laboratorium Sooam Biotech di Korea Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2018, 21:30 WIB
Ilustrasi anjing menguap. (Sumber Public Domain Pictures)

Liputan6.com, Seoul - Anjing jenis cihuahua bernama Miracle Milly memecahkan rekor dunia. Anjing cihuahau terkecil di dunia ini berhasil dikloning sebanyak 49 kali. Anjing berusia 6 tahun ini merupakan hewan peliharaan CEO Hollywood Chis, Vanesa Semler.

Proses pengkloningan anjing berukuran tinggi 3,8 inchi (9,65 cm) dan panjang 2,6 inchi ini dilakukan di Laboratorium Sooam Biotech di Korea Selatan. Proses pengkloningan yang dilakukan Sooam Biotech ini menuai perdebatan dari banyak kalangan. Pihak Sooam Biotech sendiri telah melakukan proses pengkloningan hewan sejak tahun 2006.

Sooam Biotech berhasil membujuk dan bekerja sama dengan Vanesa untuk mengizinkan hewan peliharaannya digandakan. Sooam Biotech menyakinkan Vanesa bahwa hewan peliharaannya ini adalah hewan istimewa. Tahun 2012 silam, Miracle Milly ini berhasil mendapat pengakuan dari dunia sebagai anjing terkecil di dunia.

Pihak peneliti ingin memperbanyak jumlah dari hewan terkecil di dunia. Dikutip dari laman Oddity Central, Sooam Biotech mulai melakukan penelitian pada Agustus 2017. Sooam pun mengumumkan bahwa mereka berhasil melakukan kloning Miracle sebanyak 49 ekor anjing. Sooam menggunakan teknologi yang sama dengan proses pengkloningan Domba Dolly pada tahun 1996.

Dilansir dari laman Academy World Records, proses kloning dimulai dengan mengambil sel hewan dan inti selnya. Selanjutnya sel telur diberi sengatan listrik untuk memacu perkembangan sel telur. Setelah beberapa hari, sel telur dimasukkan ke hewan pengganti (ibu pengganti) untuk proses pembuahan.

Ibu pengganti ini tak harus dari jenis yang sama, meski akan lebih baik jika memiliki ukuran sama. Kini Miracle Milly berhasil memecahkan rekor baru yakni sebagai hewan dengan hasil kloning terbanyak, yakni 49 ekor.

 

Reporter: Vindiasari Putri

Sumber: Brilio.net

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Studi: Anjing Ternyata Jago Memanipulasi Manusia

Ilustrasi anjing German Shepherd (Wikipedia)

Anjing tidak selamanya menjadi sahabat setia, dan penuh dedikasi, terhadap manusia yang memeliharanya.

Menurut studi ilmiah terbaru di ilmu psikologi hewan, diketahui bahwa anjing ternyata bisa melakukan  tindak manipulasi untuk mendapatkan apa yang dikehendakinya.

Dikutip dari Indy100.co.uk, para peneliti dari Swiss melihat fungsi gigi taring sesekali digunakan untuk menipu manusia.

Para peneliti melatih 27 ekor anjing dari berbagai usia untuk membedakan antara betina yang bersikap 'kooperatif' untuk mendapat perawatan favorit mereka, dan betina 'kompetitif' yang bersikap sebaliknya.

Untuk membedakannya, anjing diajari cara memimpin dua orang ke tiga kotak: satu berisi sosis yang merupakan sajian favorit mereka, satu kotak berisi biskuit anjing, dan kotak lainnya yang tidak diisi apapun.

Anjing diminta untuk menunjukkan makanannya, dan menggiring pasangannya ke kotak yang ditujunya.  

Manusia yang menjadi mitra penelitian dengan anjing 'kooperatif', akan memberikan apapun makanan yang ada di dalam kotak yang dimaksud.

Sedangkan mitra anjing 'kompetitif', akan memberi imbalan makanan yang selalu dipegangnya, terhadap apapun kotak yang dipilih, tanpa terkecuali.

Penelitian tersebut menyebut anjing cenderung tidak mau memimpin pasangan kompetitif ke arah makanan favorit mereka.

Hal ini dikarenakan anjing kompetitif tahu bahwa manusia yang diajaknya, selalu menyimpan makanan sebagai imbalan.

Jadi, ketika anjing diminta untuk menunjukkan kepada mitra latihnya makanan apa yang disuka, mereka tidak akan menggiringnya secara tepat.

Hasil penelitian yang diterbitkan di dalam jurnal Animal Cognition, menulis:

Pada kedua hari percobaan, anjing-anjing lebih mungkin untuk memimpin mitra koperasi daripada yang kompetitif ke kotak yang berisi makanan yang disukai. Menariknya, efek ini terasa lebih kuat pada uji coba kedua, dibandingkan pada hari tes pertama.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya