IHSG Berpeluang Koreksi, Awasi Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 5.794-6.013 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

oleh Bawono Yadika diperbarui 17 Jul 2018, 06:20 WIB
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lanjutkan koreksi pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Hal itu didorong sentimen eksternal masih bayangi IHSG.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, sentimen eksternal masih kuat sehingga pengaruhi IHSG. Pelaku pasar global mencermati pidato pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve Jerome Powell mengenai dampak perang dagang terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS.

Nafan mengatakan, pernyataan the Federal Reserve ditunggu terkait mengenai kebijakan moneternya. Diperkirakan the Federal Reseve menaikkan suku bunga lagi sebanyak dua kali.

Sedangkan dari internal, minim data ekonomi. Namun, Nafan menuturkan, bila dolar AS perkasa imbas sentimen the Federal Reserve dapat tekan nilai tukar rupiah. Hal itu juga akan pengaruhi IHSG.

"IHSG berpeluang koreksi dengan kisaran 5.794-6.013," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (17/7/2018).

Sementara itu, Kepala Riset PT Narada Capital, Kiswoyo Adi Joe menuturkan, IHSG berpeluang naik. Penguatan IHSG asal didukung bursa saham AS bergerak positif. Selain itu, pelaku pasar juga menanti laporan keuangan kuartal II 2018.

"IHSG akan bergerak di kisaran 5.800-6.000,” kata dia.

 

 


Selanjutnya

Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pada penutupan perdagangan saham Senin 16 Juli 2018, IHSG melemah 38,91 poin atau 0,65 persen ke posisi 5.905. Data ekonomi neraca perdagangan pengaruhi IHSG.

Neraca perdagangan pada Juni 2018 catatkan surplus USD 1,74 miliar. Angka ini lebih tinggi dari konsensus USD 900 juta. PT Ashmore Asset Management Indonesia melihat perlambatan ekspor dan impor mempengaruhi neraca perdagangan. Akan tetapi, impor non migas sangat ditekan. Ini karena waktu kerja yang kurang pada Juni 2018.

Namun, ada kejutan dari fiskal yang positif. Penerimaan pajak dan bukan pajak tumbuh masing-masing 16 persen dan 21 persen pada semester I 2018. Kementerian Keuangan mengindikasikan serius untuk batasi defisit fiskal dua persen meski pemilihan presiden pada 2019 dan insentif untuk meningkatkan belanja.

Indeks kepercayaan konsumen juga mencapai 128,1 pada Juni. Ini didorong tunjangan hari raya (THR) yang sebabkan peningkatan komponen pembelian barang tahan lama.

"Semua data ekonomi itu mengarah pada stabilitas rupiah dan pasar modal yang lebih baik dalam waktu dekat meski volatilitas akibat perang dagang masih akan berlangsung dalam waktu dekat,” seperti dikutip dari laporan Ashmore Asset Management Indonesia.

Untuk pilihan saham, Kiswoyo memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Medco Energi Tbk (MEDC).

Sedangkan Nafan rekomendasi beli saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya