Polisi Inspiratif di Batas Negeri, Sulap Motor Dinas Jadi Kendaraan Literasi

Seorang polisi yang bertugas di Kabupaten Belu, NTT, memodifikasi motor dinasnya menjadi perpustakaan keliling.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 17 Jul 2018, 16:01 WIB
Bripka Abraham Duka sedang mengajar membaca bagi anak anak di perbatasan RI Timor Leste. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Demi mengurangi tingkat buta aksara di daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste, seorang polisi yang bertugas di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), memodifikasi sepeda motor dinasnya menjadi perpustakaan keliling.

Polisi yang bernama Bripka Abraham Duka ini sehari-harinya bertugas sebagai Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Belu.

Terik matahari tak menyurutkan niatnya untuk menjumpai sejumlah anak-anak di desa terisolasi yang berada di Kabupaten Belu. Saban hari, Abraham menuju desa-desa terpencil membawa buku bacaan. Bahkan, ia membangun rumah baca dan mengajak anak-anak buta aksara  untuk belajar membaca.

Tak hanya membawa buku bacaaan, Abraham langsung mengajar menulis dan membaca bagi warga buta aksara. Ia pun memanfaatkan bangunan milik warga yang tidak berpenghuni sebagai rumah baca.

Selain anak-anak usia dini, orang dewasa pun yang masuk buta aksara ikut membaur bersama anak-anak. Terutama untuk belajar membaca berbagai sumber literasi.

Abraham biasa membawa buku-buku agama, buku tentang nasionalisme, dan buku sejarah pahlawan untuk bacaan anak-anak.

Selain mengajarkan baca untuk anak-anak buta aksara , Abraham mengisi waktunya menyosialisasikan tentang cinta Tanah Air dan dampak pelanggaran hukum jika warga berbuat kriminal.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Putus Sekolah

Bripka Abraham Duka memodifikasi motor dinasnya menadi perpustakan keliling. (Liputan6.com/Ola Keda)

Fransiska Suprianto, warga Dusun Salala, Desa Pabuna mengatakan, di desa mereka sebagian besar anak usia sekolah tidak bisa mengeyam pendidikan. Sebab, selain terisolasi, juga jarak sekolah yang sangat jauh.

"Tingkat buta aksara sangat tinggi di sini, karena anak-anak banyak putus sekolah karena lelah setiap hari berjalan kaki jauh," ujar Fransiska kepada Liputan6.com, Senin, 16 Juli 2018.

Dia mengaku, anak-anaknya tertolong berkat perpustakan keliling Bripka Abraham.

"Anak-anak saya putus sekolah karena tidak sanggup lagi berjalan jauh, sejak adanya pak polisi Abraham, mereka kembali bersemangat untuk belajar," katanya.

Sementara itu Bibka Abraham Duka, mengatakan inisiatif membuat motor literasi dan membangun taman baca merupakan upaya kepolisian untuk ikut serta mencerdaskan anak bangsa.

Dia mengatakan pula, niat mulianya itu berawal saat ia bertugas di Kecamatan Kakuluk Mesak, daerah perbatasan Indonesia Timor Leste. Ia merasa prihatin karena di tempat tugasnya itu, banyak anak yang putus sekolah.

"Saya sampaikan niat saya ke pimpinan dan diapresiasi. Saya juga mendapat dukungan dari komunitas literasi NTT yang menyumbangkan buku-buku. Saya kemudian memodifikasi motor dinas agar dapat memuat puluhan buku bacaan," ujar Abraham kepada Liputan6.com, Senin (16/7/2018).

Dia berharap agar seluruh anak-anak bangsa di NKRI kedepannya bisa mendapatkan akses pendidikan yang sama.

"Bhabinkamtibmas di daerah-daerah lainnya juga harus bisa menjadi ujung tombak pendidikan untuk pembangunan NKRI," imbuh Abraham.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya