Liputan6.com, Jakarta - Mengangkat peristiwa terorisme Thamrin Januari 2016, sutradara Eugene Panji menggarap film berjudul 22 Menit. Film ini turut diramaikan oleh Ario Bayu sebagai pasukan anti terorisme kepolisian.
Sebelum memulai proses syuting, Ario Bayu mendapat pelatihan khusus dari tim kepolisian. Latihan tersebut dilakukan selama kurang lebih satu bulan.
"Saya dididik betul seperti saya mau masuk kepolisian. Apalagi khususnya tuh jadi tim elitnya mereka, jadi saya belajar cara menembak, cara memegang senjata yang benar," imbuh Ario Bayu di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Senin (16/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Pelatihan ini amat penting karena selama syuting berlangsung, senjata yang digunakan untuk melumpuhkan para teroris merupakan senjata api asli.
"Adegan pegang senjata itu lama, itu senjata asli, semua yang kita pakai itu asli. Semua senjata asli, atribut asli, enggak ada yang palsu. Tapi senjata otomatis udah kita steril," paparnya.
Berat
Ario Bayu kemudian menceritakan betapa beratnya syuting sebagai elite polisi yang harus melumpuhkan teroris. "Ada satu adegan, di mana itu saya harus menangkap target, jadi tuh syuting takenya lama banget," ucap Ario Bayu.
"Itu tuh tangan rasanya udah mau turun, karena senjata dan rompinya itu berat sekali. Bayangkan gegana polisi elit yang aslinya, dia harus pakai helm, itu dua kilo," tandasnya.
Advertisement
Sinopsis
Film 22 Menit diangkat dari insiden terorisme Thamrin yang terjadi pada Januari 2016. Seorang polisi bernama Ardi (Ario Bayu) bekerja sama dengan Firman (Ade Firman Hakim), seorang polantas.
Mereka harus mengamankan warga sipil yang terjebak dalam situasi genting itu, sekaligus meringkus pelaku. Film 22 Menit mulai tayang pada 19 Juli 2018 mendatang.