Liputan6.com, Jakarta - Sinar Mas Agribusiness and Food, perusahaan agro bisnis global yang memiliki bisnis kelapa sawit terintegrasi dari hulu hingga hilir menyampaikan inisiatif unggulan perusahaan pada saat acara halal bihalal, Selasa (17/7/2018).
Salah satu dilakukan lewat kampanye bertajuk Extraordinary Everyday. Selain itu juga memaparkan mengenai capaian terakhir perusahaan hingga ke kebun kelapa sawit (traceability to plantation/TPP) untuk kebutuhan pabrik milik perusahaan.
Head of Corporate Communications Sinar Mas Agribusiness and Food, Wulan Suling mengatakan, kampanye Extraordinary Everyday tersebut guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kisah rill dari sosok-sosok di balik produksi minyak kelapa sawit yang bertanggung jawab.
Baca Juga
Advertisement
"Lewat kampanye ini, kami ingin tampilkan sisi lain dari industri kepala sawit yakni manusia yang terlibat di dalamnya. Kampanye ini akan menampilkan sosok inspiratif yakni seorang petani, guru SD, dan juga seorang ahli pangan dari Jakarta," tutur dia di Jakarta, Selasa pekan ini.
Kampanye ini juga memberikan wawasan bagaimana perseroan meningkatkan program TPP berkelanjutan, mendukung pembangunan masyarakat, dan mendorong peningkatan gizi lewat rantai nilai minyak sawit.
"Di akhir 2017 perseroan berhasil capai 100 persen TTP bagi seluruh 44 pabrik milik sendiri. Dengan ini perseroan bisa menjangkau lebih dari 70 pemasok yang membeli dari sekitar 11 ribu petani swadaya yang mengelola 40 ribu hektae perkebunan kelapa sawirt," ujar Head of Downstream Sustainability Implementation Sinar Mas Agribusiness and Food, Daniel Prakarsa.
Meski begitu, kata Daniel, masih banyak pekerjaan besar perseroan untuk memetakan rantai pasok dari 427 pemasok independen lainnya. Ia mengatakan hal ini sebagai bagian dari upaya perseroan untuk mencapai TTP hingga ke perkebunan pada 2020.
Dongkrak Ekspor ke India, Menko Darmin Jamin Kualitas Sawit RI Tinggi
Sebelumnya, Menteri Koordintor Bidang Perekonomian Darmin Nasution menerima kunjungan kerja The Solvent Extractor's Association of India (SEA) di Kantornya, Jakarta. Adapun pertemuan ini merupakan langkah pemerintah Indonesia dalam meningkatkan produktivitas minyak kelapa sawit mentah (Crued Palm Oil/CPO).
"Ya ini kan bagian dari apa namanya India itu adalah satu dari negara yang menggunakan kelapa sawit kita ada China ada India. Jadi buat kita perlu membangun komunikasi bukan hanya pemerintah dengan pemerintah tetapi asosiasi dengann asosiasi," kata Menko Darmin usai menerima kunjungan Asosiasi India, di Kantornya, Jakarta, Senin 16 Juli 2018.
Menko Darmin mengatakan, selama ini Indonesia sendiri telah banyak mengekspor kelapa sawit ke India. Namun, beberapa kelapa sawit tersebut belum banyak dipergunakan. Mengingat harga jual tersebut terkesan lebih murah sehingga kualitasnya diragukan dibanding minyak sawit lainnya.
"Ada kesan itu padahal enggak. Ada mutu kelapa sawit produktivitas lebih tinggi daripada yang lain jauh lebih tinggi akibatnya memang lebih murah. Jadi kita ingin kerjasama dengan asosiasinya agar ada program kerjasama untuk mensosiaslisasikan bahwa harga lebih murah itu bukan karena bukan ada kualitas lebih rendah, karena memang produktivitasnya lebih tinggi kelapa swait kira-kira seperti itu," ujar dia.
Leader of the Delegation President SEA, Atul Chaturvedi mengungkapkan, dengan adanya kerjasama bersama pemerintah Indonesia diharapkan ke depan akan mengetahui bagaimana perkembangan minyak sawit di Indonesia. Terlebih bagaimana caranya akan mampu meningkatan pembelian minyak kelapa sawit.
"Kami tidak mewakili pemerintah, ini semua bekerja dalam proses dan pekerjaan yang sedang berjalan. Hanya meningkatkan pembelian minyak sawit tidak akan membantu kedua pihak, kami secara aktif ingin membantu untuk memiliki lebih banyak interaksi minyak sawit di indonesia memahami situasi India dan India memahami produsen kelapa sawit di Indonesia jauh lebih banyak," kata dia.
"Jadi kita berpikir jika kita memiliki tindakan kolaboratif daripada hanya membawa bias sederhana dalam relationship kita. Kita perlu mengambil bias hubungan agar tidak menjadi lebih kuat, jadi semoga kita berharap nilai terakhir dari minyak sawit juga tumbuh," tambah dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement