Liputan6.com, Banyuwangi - Indonesia berbagi pengalaman soal perikanan kepada 28 pejabat teknis dan pelaku usaha dari 24 negara Asia, Pasifik, dan Afrika. Hal itu dilakukan dalam sebuah progam pelatihan dan pengembangan kapasitas yang dinisiasi oleh lembaga pemerintahan RI.
Kegiatan tersebut digagas oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation (NAC CSSTC), diselenggarakan di selama kurang lebih 5 hari di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam kegiatan tersebut, para tenaga ahli BPPP Banyuwangi akan berbagi pengalaman tentang praktik penangkapan ramah lingkungan, pengolahan hasil perikanan tangkap dan budidaya, dan pemanfaatan sistem akuakultur yang dikembangkan di Indonesia. Demikian seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Selasa (17/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Kegiatan yang dimulai pada 16-21 Juli 2018 itu resmi dibuka ditandai dengan pemukulan rebana bersama oleh Bupati Banyuwangi, Bapak Abdullah Azwar Anas dan wakil-wakil dari Kemenlu, KKP, serta NAM CSSTC di Auditorium BPPP Banyuwangi.
Dalam sambutannya, Bupati Banyuwangi menyambut baik dan memberikan apresiasi karena Banyuwangi telah dipilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan pelatihan kali ini.
Bupati juga menekankan agar kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan sektor kekayaan sektor kelautan, perikanan; dan pariwisata Kota Banyuwangi kepada para peserta.
Duta Besar Diar Nurbintoro, mewakili Kemenlu, menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan tersebut merupakan salah satu program bantuan teknis Indonesia kepada negara-negara berkembang dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan.
Selain untuk mendorong kerja sama dan meningkatkan hubungan bilateral dengan sesama negara berkembang, program-program bantuan teknis Indonesia juga merupakan implementasi komitmen Pemerintah Indonesia terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya ketahanan pangan, konsumsi yang berkelanjutan, upaya mengakhiri kelaparan, dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui sektor perikanan.
Simak video pilihan berikut:
Memperkuat Kapasitas Perikanan
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM)-KKP dalam sambutan yang disampaikan oleh Sekretaris BRSDM, Maman Hermawan, mengatakan, Pemerintah Indonesia secara langsung mengajak seluruh negara di dunia, khususnya negara anggota Kerja Sama Selatan-Selatan untuk menjaga kelestarian lingkungan kelautan.
Itu juga mencakup soal keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan melalui teknis penangkapan ikan ramah lingkungan dan bertanggung jawab serta budidaya perikanan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan ikan selain dari laut.
Sekretaris Eksekutif NAM CSSTC Pinkan Ovanita Tulung, mewakili Direktur NAM CSSTC, menyampaikan bahwa keterlibatan NAM CSSTC sebagai salah satu penyelenggara merupakan perwujudan dari visi NAM CSSTC, yakni memperkuat kapasitas nasional dan kemandirian kolektif negara-negara berkembang dalam kerangka kerja sama Selatan-Selatan.
Selain itu kegiatan ini merupakan implementasi Nota Kesepahaman antara NAM CSSTC dan Indian Ocean Rim Association (IORA) yang ditandatangani pada tanggal 28 November 2017. Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan kerja sama ekonomi di antara negara-negara peserta, khususnya dengan Indonesia.
Kementerian Luar Negeri terus meningkatkan peran dan kontribusinya bagi kesejahteraan dan pembangunan global melalui bantuan teknis dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan.
Sektor perikanan merupakan salah satu sektor unggulan Indonesia dalam pengembangan kapasitas yang banyak diminta oleh negara-negara lain.
Tercatat telah 10 tahun terakhir Indonesia telah memberikan pelatihan di berbagai sektor sejumlah 441 pelatihan yang diikuti oleh 6038 peserta.
Advertisement