Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menargetkan proses akuisisi tambang kestrel milik Rio Tinto di Australia tuntas pada September 2018. Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir menuturkan, proses akuisisi tersebut sudah memasuki tahap akhir.
"Kestrel masih dalam proses. Mestinya berjalan baik. Sekarang sudah di tahap akhir, dan mudah-mudahan bisa financial close di Agustus atau September tahun ini," kataPria yang akrab disapa Boy ini di Jakarta, senin (17/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dalam proses akuisisi, Adaro bermitra dengan EMR Capital dengan porsi kepemilikan saham ke depanya akan dibagi 51:49, yakni 51 persen untuk EMR Capital dan 49 persen lagi milik Adaro.
"Untuk pendanaan ya biasalah, ada ekuiti, pinjaman dan lain-lain," ungkapnya.
Tambang itu terletak di cekungan Bowen, Quensland, Australia yang merupakan salah satu wilayah utama batu bara metalurgi di dunia. Tambang Kestrel sendiri dapat memproduksi batu bara kokas keras sebanyak 4,25 juta ton di sepanjang 2017 lalu.
Tambang ini juga memiliki cadangan yang dapat dipasarkan sebanyak 146 juta ton, serta sumber daya sebesqr 241 juta ton per 31 Desember 2017.
Selanjutnya, Boy menargetkan untuk jangka menengah, tambang dapat memiliki kapasitas produksi hingga 10 juta ton per tahun. "Produksi harus naik dong, masa sudah diambil Adaro enggak ada perubahan. Target kita sih medium long term bisa 10 juta ton, sekarang kan baru ton," tandasnya.