Liputan6.com, Queensland - Ilmuwan di Australia mengklaim telah menemukan spesies ular berbisa yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Reptil berwarna hitam-putih itu langsung ditetapkan sebagai spesies yang beresiko punah.
Subspesies baru tersebut diketahui berasal dari spesies bandy-bandy -- ular endemik berbisa di Negeri Kanguru -- yang ditemukan secara kebetulan oleh ahli biologi dari University of Queensland. Sebelum mempublikasikan penemuannya, mereka langsung melabelkan 'status dilindungi' kepada ular.
Advertisement
Tim menemukan ular itu ketika mereka sedang meneliti tentang ular laut di dekat Weipa, sebuah kota pertambangan di pantai barat Semenanjung Cape York -- semenanjung terpencil yang terletak di Far North Queensland, Australia -- pada bulan Mei.
"Bandy-bandy adalah ular yang hidup di liang-liang atau di sela-sela bebatuan pantai. Pihak dari Freek Vonk Naturalis Museum dan saya terkejut ketika menemukannya di blok beton di tepi laut," kata Profesor Bryan Fry yang memimpin penelitian, seperti dikutip dari The Independent, Rabu (18/7/2018).
"Kami kemudian menemukan ular itu merayap dari tumpukan puing bauksit yang hendak dimuat ke kapal," lanjutnya.
Saat diperiksa oleh murid Bryan, Chantelle Derez, bandy-bandy tersebut ternyata tergolong spesies baru. Ular ini secara visual dan genetis berbeda dari yang pernah ditemukan di pantai Timur Australia dan wilayah bagian lainnya.
Tim peneliti menemukan sejumlah spesimen ini di habitat aslinya, di dekat Weipa. Beberapa di antaranya dilaporkan tewas terlindas mobil dekat tambang, sedangkan dua lagi ditemukan di koleksi museum.
Para ahli biologi sebelumnya telah menyadari ada lima spesies bandy-bandy (Vermicella annulata) -- juga dikenal sebagai ular hoop -- yang memiliki bisa ringan, dapat tumbuh hingga sekitar satu meter, dan memberi makan secara eksklusif kepada kawanannya yang buta.
Analisis DNA mengkonfirmasi penemuan spesies baru ini dan lalu secara resmi memberinya nama Vermicella parscauda.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bermanfaat di Masa Depan
Penelitian ahli biologi Queensland, yang diterbitkan dalam jurnal Zootaxa, juga menetapkan bahwa spesies tersebut lebih terkait erat dengan bandy-bandies yang hidup di hutan tropis Australia Barat.
Akan tetapi Bryan memperingatkan bahwa spesies baru itu terancam punah karena habitatnya berada di penambangan.
"Penambangan bauksit adalah penyokong utama tingkat ekonomi kawasan ini, yang mampu merugikan tanaman dan hewan asli wilayah tersebut," jelasnya.
Para ahli biologi minggu ini secara resmi mengajukan permohonan kepada Department of Environment and Science dari pemerintah Queensland untuk menetapkan status langka terhadap ular itu. Bila jika diberikan, berarti perusahaan pertambangan diminta untuk mempertimbangkan kesejahteraan spesies dan menghindari menghancurkan habitatnya.
"Penemuan-penemuan seperti ini sangat bermanfaat di masa depan, salah satu di antaranya untuk mencari sumber penangkal racun dan mengembangkan obat-obatan baru," ucap Bryan.
Advertisement