Liputan6.com, Jakarta Berita mengejutkan datang dari penyanyi Denada. Shakira Aurum, buah hatinya dengan Jerry Aurum divonis kanker darah atau Leukemia.
Di usianya yang masih 5 tahun, Shakira harus menjalani berbagai terapi untuk mengobati leukemia yang menggerogotinya.
Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, Leukemia merupakan kanker yang terjadi di sum-sum tulang dan menyebabkan peningkatan sel darah putih yang abnormal di dalam darah.
Sel darah putih merupakan sel yang dibutuhkan tubuh untuk imunitas, sedangkan sum-sum tulang merupakan organ tubuh yang membentuk sel-sel darah yang dibutuhkan tubuh seperti sel darah putih, sel darah merah, dan platelet.
Baca Juga
Advertisement
Leukemia
Pada leukemia kronis, meski terdapat sel yang imatur, tetapi terdapat pula sel-sel lainnya yang normal dan dapat berfungsi dengan baik. Leukemia akut dibagi lagi menjadi acute myeloid leukemia (AML) dan acute lymphoblastic leukemia (ALL).
Leukemia kronis dibagi menjadi chronic myeloid leukemia (CML) dan chronic lymphocytic leukemia (CLL). Leukemia akut merupakan jenis tersering yang menyerang anak-anak, sedangkan leukemia kronis lebih sering terjadi pada orang dewasa atau kelompok lansia, meski sebetulnya bisa juga terjadi pada usia berapa pun.
Advertisement
Faktor Risiko Leukemia
Penyebab pasti leukemia sebetulnya belum diketahui. Meski demikian terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena leukemia. Berikut adalah beberapa di antaranya:
● Faktor genetik
Adanya kelainan genetik tertentu – seperti Philadelphia chromosome, Klinefelter syndrome, Down syndrome, Bloom syndrome ataxia, telangiectasia dan Fanconi syndrome – dapat meningkatkan risiko seseorang terkena leukemia. Selain itu, seseorang yang memiliki keluarga inti (orang tua atau saudara kandung) terkena leukemia mengalami peningkatan risiko untuk terkena leukemia juga 2-4 kali lebih tinggi.
Risiko tersebut lebih tinggi lagi jika leukemia tersebut dialami oleh saudara kembar. Jika seorang anak mengalami leukemia maka kembarannya dapat berisiko tinggi terkena leukemia (1 dari 5 anak kembar), terlebih jika leukemia dialami dalam tahun pertama kehidupan.
● Usia
Kebanyakan leukemia (70 persen) terjadi pada orang usia di atas 50 tahun. Pasien dengan leukemia jenis AML, CML, dan CLL biasanya terjadi pada orang dewasa dan lansia. Sedangkan ALL lebih sering terjadi pada anak-anak. Hal tersebut diduga karena kromosom (materi genetik) dari sel darah putih pada lansia lebih rentan untuk mengalami kerusakan seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, karena usia yang bertambah, DNA mengalami penurunan kemampuan untuk memperbaiki diri.
● Gaya hidup
Faktor-faktor yang terkait gaya hidup – seperti merokok, berat badan berlebih, konsumsi alkohol terlampau sering dan banyak, dan tingginya paparan sinar matahari – juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena leukemia.
Beberapa studi juga menyebutkan bahwa wanita yang mengonsumsi alkohol berlebihan saat hamil dapat mengalami peningkatan risiko memiliki bayi yang mengidap leukemia. Diet tinggi antioksidan seperti buah dan sayuran dapat membantu mencegah kerusakan DNA akibat radikal bebas (polusi, asap rokok, dan sinar matahari).
Faktor Lain Penyebab Leukemia
● Faktor lingkungan
Paparan radiasi atau bahan kimia tertentu juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena leukemia. Misalnya seperti paparan radiasi tinggi pada korban selamat bom atom Jepang, mengalami peningkatan risiko mengidap leukemia jenis AML 6-8 tahun setelah terpapar.
Selain itu, jika janin yang masih dalam kandungan terpapar radiasi pada trimester pertama kehamilan, maka dapat meningkatkan risiko terkena leukemia saat masa kanak-kanak nanti. Paparan kimia yang terdapat pada rokok dan pelarut yang digunakan dalam industri pembuatan obat atau plastik juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami leukemia.
Leukemia atau kanker darah dapat dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia. Berangkat dari perjuangan Shakira Aurum, putri Denada yang tengah berjuang melawan kanker darah, Anda perlu mengenali penyebab Leukemia. Dengan mengenali penyebabnya Anda bisa mengambil langkah-langkah antisipasi.
Penulis : Dr Nadia Octavia / Klik Dokter
Advertisement