Wawancara Lalu Muhammad Zohri: Bolos Latihan demi Main Sepak Bola

Lalu Muhammad Zohri menjadi juara dunia setelah finis dengan catatan waktu 10,18 detik.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 19 Jul 2018, 14:30 WIB
Pelari muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri memperlihatkan medali saat penyambutan di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Selasa (17/7). Lalu M Zohri meraih emas lari 100m putra di Kejuaraan Dunia Atletik U-20. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sepekan terakhir, dunia olahraga Indonesia digemparkan dengan kiprah Lalu Muhammad Zohri yang menjadi juara dunia.

Sprinter berusia 18 tahun itu menjadi kampiun pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7/2018).

Pada perlombaan tersebut, Lalu Muhammad Zohri bersaing dengan tujuh sprinter lain, yakni Daisuke Miyamoto (Jepang), Michael Stephens (Jamaika), Henrik Larsson (Swedia), Thembo Monareng (Afrika Selatan), Dominic Ashwell (Inggris), Anthony Schwarts dan Eric Harrison--yang keduanya berasal dari Amerika Serikat.

Seluruh sprinter tersebut berhasil finis dengan catatan waktu 10 detik menempuh jarak 100 meter. Namun, Zohri didaulat sebagai juara karena memiliki catatan yang lebih baik ketimbang pesaingnya.

Zohri finis dengan catatan waktu 10,18 detik. Atlet asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, itu lebih cepat 0,04 detik dari Anthony Schwarts dan Eric Harrison yang menghuni peringkat kedua dan ketiga. Menurut Zohri, tekad dan semangat yang kuat membuat dirinya bisa menjadi pelari tercepat dalam ajang tersebut.

Hari ini, Kamis, 19 Juli 2018, Liputan6.com mempunyai kesempatan mewawancarai sprinter yang sangat ramah kepada semua orang. Berikut petikan wawancara Liputan6.com bersama Lalu Muhammad Zohri di Hotel Atlet Century, Jakarta.

 


Wawancara Zohri

Pelari muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri membentangkan bendera Merah Putih saat penyambutan di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Selasa (17/7). Lalu M Zohri meraih emas 100m putra di Kejuaraan Dunia Atletik U-20. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bagaimana kesannya bisa menjadi juara dunia?

Sebenarnya saya tidak menyangka bisa menjadi juara dunia. Soalnya, ketika babak semifinal saya catatan waktunya itu terbaik keempat.

Sekarang Zohri sudah dikenal masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Apakah ini menjadi beban tersendiri buat kamu?

Tidak. Ini malah menjadi motivasi untuk saya dan atlet-atlet lain.

Kamu nyangka tidak bakal seheboh ini dapat dukungan dari rakyat Indonesia?

Tidak nyangka juga. Saya bangga dan bersyukur sudah memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

Kamu dapat banyak bonus dari pemerintah, mulai dari uang, renovasi rumah, emas 1 kilogram, hingga dijanjikan menjadi PNS. Apa yang akan kamu lakukan?

Sejak jadi juara dunia, banyak hal luar biasa datang untuk saya. Tentunya saya bersyukur sekali. Kalau bonus saya tidak tahu berapa besarannya. Saya hanya bisa bersyukur. Terima kasih banyak atas semua apresiasi kepada saya.

 


Diundang Presiden

Jokowi membawa Lalu Muhammad Zohri keliling Istana Bogor (Liputan6.com/Hanz Jimenez)

Kemarin, Zohri sempat diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Bogor. Senang tidak bisa disopiri Presiden keliling Istana?

Saya bangga sekali bisa diundang Presiden, seorang pemimpin negara. Saya diajak berkeliling-keliling dan diberikan motivasi.

Ada pesan khusus dari Presiden buat kamu?

Pak Presiden pesan kalau saya tidak boleh cepat puas, tetap rendah hati, dan tidak sombong.

Soal Asian Games, apakah Pak Presiden berharap kamu mendapat medali emas?

Kalau dari pelatih saya sendiri, sebenarnya tidak ada target di Asian Games. Mungkin targetnya di kejuaraan lain, soalnya saya masih muda.

Lalu, apa persiapan kamu untuk Asian Games?

Tidak ada persiapan khusus untuk Asian Games. Semoga saya bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

 


Bolos Latihan demi Sepak Bola

Pelari muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (kiri) bersama Menpora Imam Nahrawi saat penyambutan di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Selasa (17/7). Lalu M Zohri meraih emas lari 100m di Kejuaraan Dunia U-20 IAAF. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Dulu waktu masih anak-anak, kamu pernah berkeinginan menjadi pemain bola, benarkah?

Dulu memang sebenarnya saya sempat bolos karena saya lebih mementingkan sepak bola ketimbang atletik. Saya memilih atletik karena termotivasi dengan senior saya, Sudirman Hadi.

Sekarang, setelah menjadi juara dunia di dunia atletik, maukah kamu menjadi pemain sepak bola, seperti yang diimpikan manusia tercepat di dunia, Usain Bolt?

Saya sudah tidak mau jadi pemain sepak bola. Sebab, di kampung saya, sepak bola tidak pernah berkembang sama sekali. Di sana mungkin tidak ada pengurus dan pelatih-pelatihnya.

Jadi kamu hanya ingin menjadi sprinter, bagaimana dengan pendidikan? Adakah keinginan meneruskan pendidikan ke universitas?

Tentu saja. Saya ingin melanjutkan sekolah, mau kuliah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya