Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Dokter Perinatologi Kampanye Lewat Lagu

Mengacu kepada data yang diterbitkan oleh World Bank pada 2017, diperkirakan ada satu ibu meninggal dunia karena melahirkan dalam setiap enam jam di Indonesia.

oleh Arie Nugraha diperbarui 19 Jul 2018, 16:00 WIB
Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) menganggap masih tingginya kematian ibu dan anak tidak sejalan dengan kemajuan ilmu kedokteran secara umum. (iStockphoto)

Liputan6.com, Bandung Angka kematian ibu dan bayi secara di Indonesia masih sangat tinggi. Mengacu kepada data yang diterbitkan oleh World Bank pada 2017, diperkirakan ada satu ibu meninggal dunia karena melahirkan dalam setiap enam jam di Indonesia. Sama halnya dengan data yang dilansir dari Survei Data Kesehatan Indonesia pada 2012, dalam setiap 1.000 kelahiran di Indonesia terdapat 19 bayi yang meninggal dunia.

Menyikapi hal tersebut, Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia) menganggap masih tingginya kematian ibu dan anak tidak sejalan dengan kemajuan ilmu kedokteran secara umum. Seharusnya dari tiap periode pemerintahan, angkanya harus menurun. Perinasia mencermati, penyebab kematian ibu dan anak diantaranya karena penyakit infeksi dan kekurangan gizi.

"Namun angka kematian ibu dan bayinya relatif tetap stagnan," kata anggota Perinatal Dadang Sjarief Hidajat kepada Health-Liputan6.com, Bandung, Kamis, 19 Juli 2018.

Sjarief Hidajat mengatakan untuk menekan angka kematian ibu dan anak, perkumpulan perinatologi berusaha keras untuk melakukan inovasi di segala lapisan sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Inovasi itu kata Sjarief, untuk meningkatkan bebagai upaya terpadu dalam menurunkan kematian ibu dan bayi. 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 


Kampanye Lewat Lagu

Cuplikan video dari lagu kampanye inovasi Perinasia

Salah satu inovasi yang digagas oleh Perinasia adalah melakukan kampanye lewat lagu. Sasaran kampanye lagu itu, sementara ditujukan kepada perawat, bidan dan dokter. Lagu yang diciptakan dan diaransemen selama tiga hari oleh Dadang Sjarief Hidajat satu tahun lalu itu, berdampak terhadap standar operasional pelayanan level 1-3 dengan peningkatan berbagai pelatihan keterampilan serta seminar.

"Lumayan sekarang, pelayanan ibu dan bayinya menjadi lebih tergerak ke arah yang lebih baik," ujar Sjarief.

Pada awalnya jelas Sjarief, standar operasional pelayanan level 1 - 3 untuk ibu dan bayi masih kurang ideal. Sjarief menjelaskan, hal itu dapat dilihat dari masih tingginya angka kematian ibu dan bayi dalam tiga tahun terakhir.

Namun berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, angka kematian ibu di Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan. Sepanjang tahun 2016 lalu, kasus kematian ibu sebanyak 780, menurun dibandingkan pada 2015 lalu, sebanyak 780 kasus.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya