Liputan6.com, Bangkok - Untuk pertama kalinya, 12 remaja tim sepakbola Wild Boar tampil di layar televisi setelah diselamatkan tim internasional karena terjebak di gua Thailand. Dalam penampilan perdana pada Rabu 18 Juli 2018 waktu setempat, mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah dikumpulkan sebelumnya.
Seperti dikutip dari DW, Kamis (19/7/2018), pemerintah Thailand mengalokasikan waktu 45-menit untuk tayangan "Thailand Moves Forward" kepada anak-anak tim Wild Boars yang berhasil diselamatkan dari Gua Tham Luang di Chiang Rai beberapa waktu lalu.
Advertisement
"Anak gua" begitu julukan mereka, didampingi oleh juru rawat, dokter dan psikolog.
Konferensi pers itu digelar di Balai kota Chiang Rai. Keduabelas anak dan seorang pelatihnya hadir di panggung, yang didesain dengan warna lapangan sepakbola. Kawan-kawan mereka sudah berkumpul dan menunggu penampilan "anak gua" ini.
Di atas panggung juga terpampang foto Samarn Poonan, mantan anggota angkatan laut Thailand yang meninggal dalam upaya penyelamatan.
Remaja yang berusia 11 sampai 16 tahun itu kemudian memperkenalkan diri satu-persatu. Acara berlangsung dalam bahasa Thai, dipandu oleh seporang moderator.
Di panggung juga hadir tiga anggota pasukan khusus angkatan laut Thailand, yang menemani anak-anak itu di tempat mereka berlindung di dalam gua selama aksi penyelamatan yang berlangsung berhari-hari.
Seorang anak kemudian menceritakan detik-detik mereka pertama kali ditemukan oleh dua penyelam Inggris setelah dinyatakan hilang selama sembilan hari. Setelah tahu mereka ditemukan, anak-anak itu ramai-ramai mengatakan "Saya lapar..!" Mereka juga membacakan sajak sebagai penghormatan kepada Samarn Poonan.
Terjebak Banjir dalam Gua
Dua belas anggota tim sepakbola Wild Boar alias "Celeng Liar" itu dan pelatihnya masuk ke dalam gua untuk merayakan ualng tahun seorang anggotanya 23 Juni lalu.
Ketika hujan lebar turun, mereka terjebak banjir dan masuk lebih dalam ke gua terlarang Thailand itu untuk mencari perlindungan. Dua penyelam Inggris akhirnya menemukan mereka setelah pencarian berhari-hari.
Tim internasional kemudian melakukan misi penyelamatan penuh resiko, berpacu dengan waktu, sebelum hujan lebat kembali datang. Anak-anak itu dibawa tim penyelam ke luar gua dalam tiga tahap. Mereka kemudian dirawat di rumah sakit sampai hari ini.
"Kami tidak tahu luka apa yang diderita anak-anak itu dalam hati mereka,"kata pejabat kementerian kehakiman Tawatchai Thaikaew, yang meminta agar privasi anak-anak lelaki itu dihormati. Dia khawatir perhatian media yang terlalu besar dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
"Media tahu anak-anak berada dalam situasi yang sulit.., dan jika Anda mengajukan pertanyaan riskan, maka itu mungkin bisa melanggar hukum", katanya kepada wartawan.
Saksikan juga video berikut ini: