Liputan6.com, Washington DC - Pembelaan Donald Trump atas KTT Helsinki yang diadakannya dengan Vladimir Putin tidak berhasil memadamkan kemarahan di Kongres Amerika Serikat. Para anggota parlemen ramai-ramai menuntut jawaban dari pemerintah dan mendorong hukuman baru bagi Rusia.
"Rakyat Amerika dan anggota komite berhak mengetahui apa yang disetujui oleh presiden dan diktator asing di belakang pintu tertutup," kata tokoh Demokrat terkemuka Komite Hubungan Luar Negeri, Bob Menendez dari New Jersey.
Advertisement
Dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (19/7/2018), Menendez mengungkapkan kekhawatiran atas pernyataan Rusia yang bersedia untuk bekerjasama dalam bidang keamanan. Pernyataan ini diduga disetujui oleh Donald Trump dan Putin dalam pertemuan mereka.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo diharapkan bisa memberikan kesaksian di depan komite minggu depan. Ketua panel, yang juga merupakan tokoh partai Republik dari Tennessee, Bob Corker menegaskan bahwa Demokrat tidak sendirian dalam menuntut jawaban.
Donald Trump dikecam atas penampilannya di Helsinki karena tidak membela kesimpulan intelijen AS bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden 2016. Ia juga membanggakan pertemuannya dengan presiden Rusia tersebut.
Ia bahkan menyebut orang-orang yang mengkritiknya menderita "Trump Derangement Syndrome" -- sebuah istilah yang dipopulerkan para pendukung Trump untuk mengolok-olok kondisi mental para pengkritik Trump, orang ini dinilai labil dan tidak rasional.
Dalam cuitannya di Twitter, Trump mengatakan, sejumlah orang benci mengenai fakta bahwa ia berhubungan baik dengan Putin. Orang-orang itu, kata Trump, lebih suka perang ketimbang menerima fakta itu.
Trump dalam cuitannya, Rabu dini hari, lebih jauh mengatakan, banyak kalangan tinggi intelijen justru menyukai penampilannya di Helsinki.
"Putin dan saya membahas banyak hal penting pada pertemuan pendahuluan kami itu. Fakta bahwa kami berhubungan dengan baik, mengesalkan para pengkritik yang ingin melihat kami berkelahi. Hasil besar akan muncul," ujar Orang Nomor Satu di AS.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bersikukuh Bahwa Rusia Tidak Terlibat
Cuitannya di Twitter ini muncul hanya beberapa jam setelah ia menerima kesimpulan komunitas intelijen AS bahwa Rusia mencampuri pemilu presiden 2016, dan merevisi pernyataanya sebelumnya yang terkesan menerima bantahan Putin bahwa Moskow tidak terlibat.
"Saya menerima kesimpulan komunitas intelijen bahwa Rusia mencampuri pemilu 2016," ucap Trump kepada wartawan. Namun kemudian, ia menambahkan bahwa negara-negara lain juga mungkin melakukan tindakan serupa, namun komunitas intelijen AS tidak berhasil mengungkapnya.
Advertisement