Jember - Perahu nelayan Joko Berek mengalami kecelakaan laut dan tenggelam usai dihantam ombak di Pantai Puger, Jember, Jawa Timur. Perahu yang mengangkut 21 Anak Buah Kapal (ABK) itu terbalik dan mengakibatkan enam meninggal, enam dinyatakan hilang, dan sembilan lainnya selamat.
Salah seorang korban selamat, Syaiful Bahri, menceritakan kronologis perahu karam itu. Awalnya, perahu akan pulang usai melaut yang berangkat sejak zuhur, Rabu, 18 Juli 2018. Tiba di Plawangan, ombak besar datang menghantam sehingga perahu oleng dan kemudian terbalik.
Baca Juga
Advertisement
"Saya langsung menceburkan diri ke laut. Semuanya begitu," kata Bahri saat ditemui TIMES Indonesia (timesindonesia.co.id), Kamis, 19 Juli 2018.
Sebenarnya, Bahri dan semua rekannya di perahu nelayan Joko Berek tahu bahwa ombak pantai selatan sedang tinggi. Namun, karena sudah tiga hari tidak melaut, mereka nekat berangkat.
"Ada pemberitahuan kalau ombak sedang tinggi. Tapi ya bagaimana, nekat saja," katanya.
Usai perahunya terbalik, Syaiful berusaha menyelamatkan diri dengan berenang. Ia tidak sempat menolong rekan ABK yang lain karena kelelahan.
"Ndak kuat, ombaknya besar waktu itu," ucapnya.
Hingga kini, pencarian korban perahu nelayan Joko Berek yang karam di Pantai Puger, Jember masih terus dilakukan. Sang nakhoda sekaligus pemilik kapal, Dirman, dinyatakan masih hidup dan sedang menjalani perawatan.
Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.