Leukemia, Kanker Darah yang Banyak Menyerang Anak-Anak

Leukemia tak mengenal usia, siapa pun bisa terkena, tapi kebanyakan penderitanya anak-anak.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 20 Jul 2018, 09:30 WIB
Gejala leukemia tak mudah dikenali. (Foto: Istockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Leukemia atau kanker darah adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kelebihan produksi sel pembentuk darah (limfoblast dan myeloid) atau sel darah putih di sumsum tulang belakang. Kondisi ini menghambat pertumbuhan sel darah secara normal.

Mengutip laman Mayoclinic dan WebMD, penyakit ini tak mengenal usia, siapa pun bisa terkena. Namun kebanyakan, kanker ini penderitanya anak-anak. Gejala leukemia sulit dikenali dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Meski dokter belum tahu persis apa yang menyebabkan kebanyakan kasus leukemia pada anak, faktor-faktor berikut bisa meningkatkan kemungkinan seorang anak terkena leukemia.

1. Kelainan bawaan atau memiliki masalah sistem kekebalan

2. Memiliki saudara atau saudari dengan leukemia, terutama pada kembar identik

3. Terkena radiasi tingkat tinggi, kemoterapi, atau bahan kimia seperti benzema

4. Pernah mengalami transplantasi organ

 

Saksikan juga video berikut ini:


Gejala

Anak dengan kelainan bawaan atau memiliki masalah sistem kekebalan berisiko terkena leukemia. (Foto: Pixabay)

Gejala leukemia memang tak mudah dikenali, tapi para orangtua sebaiknya mencermati bila anak menunjukkan tanda sebagai berikut:

  • Kelelahan atau kulit pucat
  • Infeksi dan demamMudah berdarah atau memar
  • Lemah dan kelelahan akut
  • Sesak napasBatukNyeri tulang atau sendi
  • Pembengkakan di perut, wajah, lengan, ketiak, sisi leher, atau selangkangan
  • Pembengkakan di atas tulang selangka
  • Kehilangan nafsu makan atau penurunan berat badanSakit kepala, kejang, masalah keseimbangan, atau penglihatan normal
  • Muntah
  • Ruam
  • Masalah gusi
  • Pembengkakan kelenjar getah bening, pembesaran hati atau limpa
  • Keringat berlebihan, terutama pada malam hari

Walaupun risikonya kecil, dokter menyarankan anak-anak dengan faktor risiko tersebut memiliki pemeriksaan rutin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya