Risiko Kanker Payudara Meningkat Lantaran Telat Makan Malam

Jangan makan malam terlalu larut. Jika tidak, penyakit kanker payudara dan prostat bisa mengintai Anda lebih dekat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Jul 2018, 19:00 WIB
Penyakit kanker payudara dan prostat mengintai jika makan malam terlalu larut (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Terlambat makan malam meningkatkan risiko dua kanker mematikan. Menurut para ahli di Barcelona Institute for Global Health, dua jenis kanker tersebut adalah kanker payudara dan prostat.

Dilansir dari The Sun pada Jumat (20/7/2018), waktu makan dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memproses makanan. Mereka yang makan malam sebelum jam 9 atau dua jam sebelum tidur, 20 persen lebih terjaga dari kemungkinan berkembangnya penyakit.

Para ilmuwan mengamati pola makan dan gaya hidup dari 621 pasien dengan kanker prostat, 1.205 pasien kanker payudara dan 2.193 orang yang tidak memiliki kanker sebagai kelompok kontrol.

Dalam studi yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer ini, mereka yang menganggap dirinya sebagai "tipe pagi" daripada "burung hantu", 33 persen lebih rendah tingkat risiko terkena penyakit jika mereka makan lebih awal.

Kanker payudara dan prostat termasuk yang paling terkait dengan kerja sesi malam dan gangguan jam tubuh.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 


Waktu Makan Malam

Penyakit kanker payudara dan prostat mengintai jika makan malam terlalu larut (Foto: iStockphoto)

Sebelumnya, pencegahan kanker terfokus pada apa yang dimakan ketimbang kapan waktu makannya.

"Jika temuan ini dikonfirmasi, mereka memiliki implikasi yang mendalam pada rekomendasi waktu makan besar terakhir," kata pimpinan penelitian Prof. Manilis Kogevinas.

"Dampaknya bisa sangat penting dalam budaya seperti di Eropa selatan, di mana orang makan malam terlambat," tambah Kogevinas.

"Nampaknya, semua menunjukkan bahwa waktu tidur mempengaruhi kemampuan kita untuk memetabolisme makanan," ujar Dora Romaguera, salah satu peneliti studi tersebut.

Dia mengatakan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menambahkan data hewan yang menunjukkan implikasi mendalam untuk metabolisme pada makanan dan kesehatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya