Reaksi Fahri Hamzah Tahu Survei LIPI Sebut PKS Tak Lolos DPR pada 2019

Fahri Hamzah menilai, PKS tengah dilanda krisis kaderisasi akibat konflik internal.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jul 2018, 14:23 WIB
Kritik Rakyat ke DPR Tidak Ada Batasnya

Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperlihatkan, hanya enam partai yang berpotensi lolos ke DPR. Sedangkan empat partai yang kini menduduki kursi parlemen, PKS, PAN, Nasdem, dan Hanura terancam keluar di Pemilu 2019 nanti.

Fahri Hamzah mengaku tidak kaget jika partai yang membesarkannya, PKS, tak lolos ambang batas parlemen 4 persen.

"Dugaan saya begitu, PKS sudah innalillahi wa innailaihi rojiun," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (20/7/2018).

Fahri menilai, kisruh internal partai menjadi alasannya. PKS, menurut Fahri, tengah dilanda krisis kaderisasi.

"Orang berantem begini kok. Dulu Pak Hidayat mengatakan, PKS mengharamkan suami isteri menjabat bareng-bareng. Sekarang gara-gara caleg pada mundur, satu keluarga sekarang itu unit ketaatan barunya ada di keluarga," jelas dia.

"Akhirnya mohon maaf kayak Pak Heryawan, istrinya anaknya kan ikut, banyak itu saya dapet laporan. Kemarin di Ambon orang pada lapor sekarang itu satu keluarga masuk," sambungnya.

Fahri menuturkan, banyak bakal calon legislatif PKS memutuskan mundur karena harus meneken surat pengunduran diri saat mendaftar caleg. Dia melihat umur PKS bakal berakhir di 2018 ini.

"Bagaimana Anda mau berjuang, sementara nyawa Anda di tangan orang, kan ga bisa begitu. Menurut saya, PKS ini gak ada masa depannya. Karena itu, wajar orang menarik diri dari situ semua dan wajar kalau prediksnya gak lolos threshold," kata dia.

 


Sia-siakan Kader Muda

Fahri menyayangkan PKS menyia-nyiakan kader mudanya dan terutama dalam kubu Anis Matta yang ingin perubahan. Dia menyebut, justru elite PKS saat ini main boikot pada pihak-pihak yang berhubungan dengan dirinya dan Anis Matta.

"PKS gak ada reform, orang gak boleh mikir suruh taat saja. Salah pendapat sedikit bisa diboikot, ketemu saya orang dicoret. Kalau ketemu saya dan Anis Matta, orang dari nomor 1 jadi nomor 2, nomor 3, gimana itu jadi gak rasional lagi, makanya dapat diduga akan berakhir," pungkas Fahri.

Berdasarkan data survei elektabilitas partai politik LIPI, empat partai tidak mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen. Elektablitas PKS masih terpaut tipis dengan ambang batas di 3,7 persen. PAN cukup jauh di 2,3 persen, Nasdem 2,1 persen, dan Hanura 1,2 persen.

Sementara, partai baru tidak ada yang berpeluang untuk masuk DPR. Partai Perindo tertinggi dengan elektablitas 2,6 persen, PBB 0,7 persen, Partai Garuda 0,2 persen, PSI 0,2 persen, Partai Berkarya 0,2 persen. Sedangkan PKPI tak masuk dalam survei. Sedangkan 2 persen memutuskan tidak memilih atau golput.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya