Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan kendaraan listrik yang kini mulai marak di masyarakat tak menutup kreativitas anak bangsa mulai dari membuat sumber tenaganya yakni baterai listrik, hingga karya sejumlah pihak yang memodifikasi sepeda dan motor konvensional menjadi bertenaga listrik.
Meski hasil modifikasi, namun tetap memperhatikan segi keselamatan. Pasalnya, kecepatan maksimal kendaraan listrik tersebut juga masih boleh diperhitungkan.
Baca Juga
Advertisement
Seperti halnya yang dilakukan Gede Dijaya, Owner Le-bui (Lombok E-Bike Builder). Perakit sepeda listrik asal Lombok ini mempunyai sepeda yang top speed-nya mencapai 70 km/jam.
"Daya minimal 48 volt yang saya pakai, karena kalau di bawah itu, power-nya akan kurang. Untuk baterai 48 volt, motornya minimal 1.000 watt. Jarak tempuh sekali pengisian baterai, bisa untuk 60 km. Kecepatan maksimal antara 60-70 km/jam," ujar Gede saat dihubungi Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Untuk ukuran kecepatan seperti itu memang sudah lumayan kencang bagi pengguna sepeda. Meski begitu, di jalan kota-kota besar tak akan bisa mencapai top speed tersebut karena kondisi jalan yang ramai.
"Paling 40 km/jam lah," kata dia.
Gede mengaku menggunakan baterai Lithium-ion untuk daya sepeda listrik rakitannya. Sekali mengisi dari 0 hingga full, memakan waktu 4-6 jam.
"Kalau pakai lithium, bisa jalan sedikit, cas lagi, itu gak masalah. Misalnya sehari 15 kilometer lalu dicas sampai full, itu gak apa-apa," kata dia.
Selanjutnya
Selain sepeda listrik, ada juga perakit sepeda motor listrik. Priyo Agung Widodo, Founder Mosell, yang bergerak dalam custom baterai dan juga perakit sepeda motor listrik.
Berbeda dengan Gede, Agung mencoba untuk memodifikasi motor-motor konvensional menjadi motor listrik.
Seperti saat ia berada di Agats, Papua, tahun lalu. Di sana ia membuat motor listrik dari rangka Kawasaki Ninja.
"Saya lupa itu Ninja berapa, yang pasti ada rangka bekasnya. Kecepatannya itu mencapai 70 km/jam," kata Agung.
Berbeda dengan Gede yang memakai Lithium-ion, Agung memakai Lithium Polymer (Li-Polymer) sebagai daya untuk motor Ninja-nya. Ada juga beberapa karyanya yang masih menggunakan aki kering atau SLA, seperti halnya pada motor trail.
Trail yang dibuatnya memakai Double BLDC 800Watt/60Volt dengan kontroler 1.000watt/60V. Ia menggunakan baterai SLA 60Volt20Ah.
"Rem depan belakang menggunakan cakram. Speed nya mencapai 65km/jam dengan jarak tempuh 40 km," ujarnya.
Lalu bagaimana dengan Kawasaki Ninja yang dibuatnya menjadi bertenaga listrik? Berikut spesifikasinya:
BLDC 1.500watt 72V
Kontroler 1.500watt/72V
Baterai Li-Polymer 72V40Ah
Reducer 36-85V to 12V
Rem depan: cakram
Rem belakang: drum
Speed: 70km/jam
Jarak tempuh: 50-60km.
Advertisement