Liputan6.com, Bandung Seorang mahasiswa Telkom University, Agung Rahmansyah ditemukan tewas gantung diri di depan kamar kosnya, Jalan Sukabirus, Desa Citereup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat (20/7/2018).
Kapolsek Dayeuhkolot Kompol Risnanto mengatakan, jasad pemuda berusia 22 tahun itu pertama kali ditemukan penjaga kosan, Mamat Rahmat (50) sekitar pukul 05.30 WIB.
Baca Juga
Advertisement
"Saya dapat informasi jam 6 pagi. Karena tadi ada yang melapor ke mapolsek ada korban ditemukan gantung diri. Mendapat informasi itu saya konfirmasi ke anggota langsung mengarahkan ke kanit reskrim dan jajaran yang piket ke TKP," kata Risnanto saat dihubungi Liputan6.com.
Risnanto memastikan tidak ada tanda kekerasan pada jasad korban, maupun barang korban yang hilang di kamar kosannya.
"Kalau dilihat tanda-tandanya seperti itu (bunuh diri) karena bagaimana pun juga ya kita olah TKP. Sementara enggak ada tanda-tanda kekerasan dan barang yang hilang," katanya.
Selain itu, polisi sempat menemukan barang bukti berupa tulisan dalam laptop Agung yang berisi pesan untuk keluarganya. Dalam isi pesan tersebut, Agung mengeluhkan soal kuliahnya.
"Dia juga menuliskan nomor kontak kakaknya yang bisa dihubungi," jelas Risnanto.
Mamat, penjaga kosan menemukan jenazah Agung sekitar pukul 05.30 WIB. Mamat berkata, saat itu ia hendak turun ke lantai bawah dari lantai 4 untuk membukakan pagar.
Saat ia berjalan menuruni lantai 3, ia melihat seseorang tapi wajahnya tidak jelas.
"Setelah saya pastikan dari dekat ternyata Agung. Saya langsung istigfar saat itu juga," tutur Mamat.
Menurut dia, kondisi kamar korban saat itu sedang terbuka. Selain itu, lampu kamar dan laptop milik Agung masih dalam keadaan menyala. Kondisi korban, lanjut dia, dalam kondisi terikat tali tambang. Saat kejadian Agung mengenakan kemeja hitam dengan celana berwarna hitam.
Rambut korban pun tampak setengah basah, seperti baru keramas. "Tubuhnya juga wangi. Kayanya memang sudah dia persiapkan," ungkapnya.
Mamat mengaku malam itu dia tidak berkeliling indekos. Padahal, biasanya ia suka berkeliling untuk kontrol. Mamat sendiri tinggal di lantai 4 bersama istri dan anaknya. Agung tinggal sendiri di sebuah kos yang cukup elite. Ia menyewa sebuah kamar di lantai 3.
Mamat mengatakan, Agung dan penghuni kamar lainnya mendapatkan fasilitas seperti AC, kamar mandi di dalam kamar, serta kasur, dan lemari. Harga sewa kamar kos tersebut berkisar Rp 12 juta per tahun. Dari 25 kamar yang ada, saat ini baru diisi oleh sekitar 5 mahasiswa.
"Biasanya saya suka kontrol. Jam 2 atau jam 3. Tapi ah saya pikir penghuni kos lagi kosong karena mereka masih libur kuliah," kata dia.
Mamat mengaku terakhir melihat Agung sehari sebelum ia ditemukan tewas atau Kamis, 19 Juli 2018, sore. Saat itu, Agung meminta tolong kepada Mamat untuk memperbaiki motornya yang rusak.
"Sorenya masih ketemu, kita ngobrol. Dia minta tolong benerin motornya sama minta STNK motornya karena motornya sempat saya pinjam. Tidak ada omongan lain lagi, cuma itu saja," tuturnya.
Kepada Mamat dan penjaga kos yang lain, Agung mengaku sedang mengerjakan tugas akhir. Beberapa bulan ke depan ia mengaku akan diwisuda.
"Kalau anaknya sih baik. Kebanyakan dia tinggal di kamarnya sambil main game," Mamat menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini:
Sivitas Akademika Berduka
Secara terpisah, Telkom University membenarkan bahwa mahasiswanya, Agung Rahmansyah meninggal dunia di kosannya. Pihak kampus pun menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Agung.
"Segenap sivitas akademika Telkom University mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Agung Rahmansyah," kata Direktur Sekretariat Universitas, Iis Kurnia Nurhayati dalam siaran persnya.
Iis menambahkan, Agung Rahmansyah adalah mahasiswa Fakultas Informatika Program Studi S1 Teknik Informatika angkatan 2014.
"Saat ini almarhum baru selesai tahun keempat perkuliahan," tuturnya.
Menurut informasi dari bidang akademik, lanjut dia, jumlah SKS yang sudah diselesaikan oleh Agung sebanyak 57 SKS dari total kewajiban sebanyak 144 SKS, yang artinya masih ada waktu sekitar tiga tahun ke depan untuk menyelesaikan studinya.
"Saat ini kami masih menunggu hasil perkembangan penyelidikan dari pihak kepolisian tentang motif dari kejadian tersebut, karena sampai saat ini proses penyelidikan masih berlanjut," kata Iis.
Advertisement