Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan konsumsi semen di pasar domestik. Hal ini guna mengatasi masalah kelebihan pasokan (oversupply) yang dialami oleh industri semen dalam negeri.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, peningkatan konsumsi semen dilakukan melalui beberapa peluang proyek yang sedang berjalan, terutama yang dicanangkan pemerintah. Misalnya, program pembangunan sektor infrastruktur, properti, dan manufaktur.
"Untuk itu, kami berkoordinasi dengan kementerian terkait, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta instansi lainnya, sehingga utilisasi industri semen nasional dapat ditingkatkan,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (23/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Langkah lainnya, Kemenperin mengarahkan kepada industri-industri di dalam negeri yang menggunakan bahan baku clinker, diharapkan dapat menyerap dari produksi lokal. Upaya ini guna mengurangi impor produk serupa.
"Mekanisme yang kita bisa lakukan selanjutnya adalah dengan bea masuk antidumping (BMAD) apabila kita melihat ada impor yang meningkat dan harga lebih murah dari domestik,” kata dia.
Airlangga menegaskan, kebijakan-kebijakan tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk menjaga iklim usaha tetap kondusif sehingga industri semen nasional dapat tumbuh dan berkembang.
"Kami juga mendorong diversifikasi produk barang-barang dari semen serta penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) semen secara wajib,” kata dia.
Diprediksi Kapasitas hingga 100 Juta Ton
Saat ini pasar semen domestik mengalami kelebihan pasokan. Diproyeksi, kapasitas produksi industri semen di dalam negeri mencapai 100 juta ton, sementara konsumsi sekitar 60 juta-68 juta ton.
"Industri semen di dalam negeri memang kondisinya sedang oversupply. Begitu ada demand meningkat, mereka berlomba-lomba membuat pabrik dan investasi, sehingga kelebihan kapasitas," ujar dia.
Dengan kondisi tersebut, Airlangga menambahkan, pihaknya juga akan mendorong industri semen di dalam negeri untuk mengambil peluang pasar ekspor.
"Meskipun kalau ekspor itu return-nya akan lebih rendah, tetapi akan kita dorong. Seperti kita ketahui, sekarang di Vietnam posisinya juga sama, oversupply karena Indonesia sendiri punya pabrik di Vietnam,” ungkap dia.
Di samping itu, yang juga menjadi hal penting, Kemenperin meminta kepada pelaku industri semen di dalam negeri agar terus membangun ekosistem inovasi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat baik di tingkat regional maupun internasional.
Inovasi tersebut bisa menjadi keuntungan bagi perusahaan karena lebih efisien terutama dalam mengatasi kelebihan kapasitas produksi semen nasional.
"Industri semen diharapkan dapat melakukan transformasi sesuai dengan perkembangan teknologi terkini di era revolusi industri 4.0 yang dapat diterapkan secara bertahap. Hal ini untuk mencari langkah-langkah efisiensi dan optimalisasi proses produksi agar mencapai hasil yang maksimal," kata dia.
Airlangga menuturkan, pembangunan industri strategis seperti pabrik semen perlu dijaga keberlanjutannya karena membawa efek berganda bagi perekonomian daerah dan nasional, antara lain penyerapan tenaga kerja dan penumbuhan industri kecil berbasis semen yang bisa dikembangkan.
"Industri semen sebenarnya sektor yang sangat lokal," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement