Liputan6.com, Jakarta Ingin berkunjung ke destinasi wisata unik yang mudah dijangkau? Lampung tempatnya. Di kawasan ini Anda bisa mengunjungi Gunung Batu, sebuah destinasi wisata unik berupa gundukan batu-batu besar yang sangat intagrambale.
Berlokasi di Desa Srikaton, Tanjung Bintang, wisata Gunung Batu, seolah menjadi surga yang tersembunyi karena belum banyak terekspos wisatawan. Menurut penelusuran Liputan6.com, ada dua tempat wisata batu di Tanjung Bintang. Pertama ada di Gunung Batu yang ada di Desa Srikaton. Kedua, ada di Taman Batu di Desa Purwodadi.
Advertisement
Kedua objek tersebut memiliki banyak perbedaan yang signifikan. Mulai dari jenis batu, ukuran, hingga tingkat keterawatan lokasi. Batuan yang ada di Purwodadi berjenis batu granit dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Adapun batuan yang ada di Srikaton adalah batu marmer dengan ukuran lima kali lipat dari batu-batu yang ada di Purwodadi. Adapun untuk tingkat keterawatan lokasi, Srikaton juga dapat dikatakan unggul. Meskipun belum dikelola dengan baik, akses untuk menuju lokasi masih dapat dilalui dengan mudah.
Destinasi wisata ini buka setiap hari dari pagi hingga sore. Tidak ada batasan waktu yang ditetapkan pengelola karena memang belum terlalu ramai pengunjung yang datang. Adapun waktu terbaik untuk mengunjungi destinasi wisata ini adalah ketika Minggu siang. Pada waktu tersebut, pengunjung dapat menikmati pemandangan dari atas batu secara lebih jelas dan jumlah pengunjung yang datang pun lebih banyak.
Sebab, apabila di hari-hari biasa, pengunjung yang datang hanya sedikit, sehingga akan terasa sedikit waswas untuk berwisata di atas gunung.
Keindahan Gunung Batu Lampung
Setelah berkendara selama kurang lebih satu setengah jam dari pusat Kota Bandarlampung, Anda mulai memasuki area wisata. Sesampainya di sana, terdapat pohon-pohon karet yang berbaris rapi menyambut Anda. Suara gesekan dedaunan dan ringkikan jangkrik bersatu padu menciptakan harmoni serasi. Suasana alam mulai memenuhi rongga dada Anda yang selama ini sesak akan padatnya aktivitas sehari-hari.
Selain itu, Anda juga akan disambut oleh tiga penjaga tiket sekaligus. Mereka duduk di dalam gubuk kecil yang di depannya terdapat banner bertuliskan “Ayo wisata ke Gunung Batu”. Tiket yang ditawarkan di sini cukup terjangkau, yaitu Rp 5.000 untuk setiap orangnya dengan membawa kendaraan jenis apa pun.
Baca Juga
Setelah sampai di lokasi, Anda harus berjalan kaki sekitar 10 menit untuk dapat naik ke atas Gunung Batu. Objek tersebut harus dilalui dengan penuh perjuangan. Jalannya cukup menukik dan dipenuhi batu-batu licin sehabis terkena hujan.
Namun, perjuangan tersebut tidak sia-sia. Sesampainya di atas, Anda akan disuguhi pemandangan yang luar biasa indah. Batu-batu besar tampak berdiri kokoh seolah menunggu kehadiran Anda. Dipandang dari berbagai sisi pun, semuanya memancarkan pesona yang sama. Belum lagi, kalau Anda menoleh ke arah berlawanan, maka hamparan daerah Tanjung Bintang Lampung terlihat seperti rumah mainan anak-anak, kecil-kecil tapi penuh warna. Benar-benar mempesona.
Penting untuk diketahui, Gunung Batu Srikaton ini termasuk ke dalam kawasan Register 40. Oleh karena itu, kondisi sekitar Gunung Batu masih sangat alami. Hamparan pepohonan rindang melambai-lambai menarik perhatian. Namun, perlu diingat, pastikan Anda memakai losion antinyamuk sebelum datang ke sini.
Berdasarkan pengalaman penulis, di sini masih banyak nyamuk-nyamuk beterbangan. Anda tentu tidak ingin terganggu dan garuk-garuk selama wisata bukan?
Advertisement
Keindahan Gunung Batu Lampung
Apabila dilihat secara saksama, batu-batuan di sana memiliki tekstur khas batu marmer pada umumnya. Padat dan kasar. Ukurannya juga beragam. Ada yang kecil, menengah, sampai yang seukuran rumah tipe 21. Ukuran sebesar itu mampu membuat Anda merasa seperti butiran debu apabila berdiri di sampingnya.
Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa bisa ada batu-batu sebesar itu di atas gunung. Sumindar, salah seorang penjaga objek wisata tersebut menyatakan bahwa asal mula adanya gunung batu di Srikaton disebabkan oleh letusan gunung Krakatau ratusan tahun silam.
“Kata nenek moyang kita dulu, ini dari letusan Krakatau,” ungkap Sumindar. Semburan lava yang kuat dan tsunami dahsyat mengantarkan batu-batu sebesar rumah tersebut ke atas gunung.
Di antara batu-batu tersebut, ada yang saling bertumpang tindih dan ada juga yang berdiri sendiri. Adapun batu yang paling besar--biasanya disebut batu tumpang--ditopang oleh batu-batu lain yang ukurannya lebih kecil. Hal tersebut mengakibatkan terciptanya suatu ruang menyerupai gua kecil di bawahnya. Gua tersebut seluruh sisinya berupa batu dengan posisi sedikit menukik. Oleh karena itu, apabila Anda ingin melintasinya, diperlukan kehati-hatian ekstra supaya tidak tergelincir.
Keindahan di Gunung Batu ini sukses menarik perhatian banyak wisatawan domestik, seperti dari Bandarlampung, Lampung Selatan, dan Lampung Tengah. Beberapa wisatawan yang ditemui Liputan6.com bahkan ingin kembali ke tempat ini lagi.
Aksi Vandalisme
Sayangnya keindahan wisata batu Lampung harus ternoda dengan aksi vandal oknum tidak bertanggung jawab. Didapati beberapa batuan rusak karena aski corat-coret yang mengganggu keindahan.
Terkait hal ini, pihak pengelola Gunung Batu dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (PKH) Gunung Wani berencana akan serius mengelola lokasi wisata ini. Langkah pertama yang akan mereka lakukan adalah revitalisasi dengan menghapus coretan yang mengganggu keindahan. (Kiki Novilia)
Simak juga video menarik berikut ini:
Advertisement