Jokowi Minta Wali Kota Bersiap Hadapi Perubahan Ekonomi Dunia

Jokowi menginginkan, para wali kota di Tanah Air mulai mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang matang untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2018, 11:32 WIB
Presiden dan 32 Wali Kota di Indonesia di Istana Bogor Foto: Merdeka.com/Titin

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil 32 wali kota ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Kepada para kepala daerah ini, Jokowi berpesan agar mereka mempersiapkan diri menghadapi perubahan ekonomi dunia yang bergerak sangat dinamis.

Jokowi menyebut, tekanan ekonomi yang terjadi saat ini dipengaruhi faktor eksternal. "Semua negara merasakan bukan hanya Indonesia. Baik yang berkaitan dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, juga yang berkaitan dengan kenaikan suku bunga The Fed di Amerika yang kita tidak bisa mengintervensi apapun," kata dia di Ruang Garuda Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7/2018).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, saat ini revolusi industri 4.0 juga bergerak sangat cepat. Menurut prediksi McKinsey Global Institute, perubahan revolusi industri 4.0 bergerak 3.000 kali lebih cepat dari revolusi industri yang pertama.

Jokowi menginginkan, para wali kota di Tanah Air mulai mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang matang untuk menghadapi revolusi industri 4.0.

"Yang kita mau siapkan sekarang ini adalah SDM, sumber daya manusia kita. Kalau selama empat tahun ini kita konsentrasi dan fokus ke infrastruktur berikutnya bisa pada tahapan besar adalah persiapan SDM," ujar dia.

Wali Kota yang hadir di antaranya Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Wali Kota Metro Achmad Pairin, Wali Kota Bogor Bima Arya, Wali Kota Tengerang Selatan Airin Rachmi Diany, Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut.

Kemudian Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, dan Wali Kota Jambi Sy Fasha. Ada juga Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan, Wali Kota Tarakan Sofian Raga, Wali Kota Probolinggo Rukmini, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, dan Wali Kota Pekalongan Saelany Mahfudz.

Selain itu, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie, Walikota Payakumbuh Riza Falepi, Walikota Salatiga Yuliyanto, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih, dan Walikota Binjai HM Idaham.

Wali Kota Bandar Lampung Herman HN, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, dan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin.

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com 


Negara G20 Waspadai Perang Dagang

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai tren yang terjadi pada capaian ekspor-impor 2018 masih tergolong sehat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral yang tergabung dalam negara-negara G20 sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dalam atasi ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi. Hal tersebut juga untuk menjaga kontinuitas momentum pertumbuhan global.

Hal itu disepakati pada pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang tergabung dalam negara G20 di Buenos Aires, Argentina pada 19-22 Juli 2018.

Meskipun perekonomian global masih diperkirakan tumbuh solid sebesar 3,9 persen pada 2018 dan 2019, perekonomian global mulai menunjukkan risiko perlambatan pertumbuhan dalam jangka menengah dan meningkatnya faktor risiko. 

"Faktor risiko tersebut terutama bersumber dari ketegangan perdagangan, normalisasi kebijakan suku bunga beberapa Bank Sentral, dan ketegangan geopolitik di beberapa kawasan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, saat menyampaikan hasil pertemuan tersebut, Senin (23/7/2018).

Dampak perkembangan teknologi terhadap sektor keuangan juga mewarnai diskusi pada pertemuan, khususnya mengenai upaya eksplorasi manfaat tekonologi keuangan bagi konsumen, investor, dan perekonomian.

Selain itu, dibahas juga kekhawatiran terhadap risiko yang timbul dari perkembangan teknologi keuangan dan cara memitigasi risiko yang dimaksud.

Agusman menjelaskan, memperhatikan perkembangan global tersebut, negara-negara G20 didorong untuk lebih meningkatkan komunikasi dan koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi juga keuangan, serta mendukung multilateralisme dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi dan keuangan global. 

"Menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama dan efektivitas G20 ke depan sebagai forum utama dalam mendiskusikan permasalahan global dan menghasilkan solusi bersama," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya