Liputan6.com, Jakarta - Gerhana bulan total terlama bakal berlangsung pada pekan ini, tepatnya 28 Juli 2018 waktu dini hari. Fenomena alam yang bakal terjadi pada akhir pekan ini disebut-sebut menjadi gerhana bulan paling lama di abad 21.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), mengungkap peristiwa gerhana terjadi pukul 01.24-05.19 WIB.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, fase total akan berlangsung pukul 02.30-04.13 WIB. Semua diperkirakan akan terjadi dalam durasi satu jam 43 menit.
Sebelumnya Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menjelaskan, proses pengamatan gerhana bulan total terlama ini tidak akan dilakukan secara umum. Pasalnya, gerhana bakal berlangsung sejak dini hari sampai Subuh.
"Ya, nanti kita bakal lakukan pengamatan, tapi bukan untuk umum karena gerhana ini bakal terjadi di dini hari pada 28 Juli 2018," ujar Thomas kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (18/7/2018).
Saat ditanyakan apakah ada pengamatan khusus terhadap peristiwa alam ini, Thomas berkata kalau pihaknya hanya ingin mengabadikan momen gerhana bulan saja. "Tidak ada tujuan sains, hanya untuk mengabadikan foto proses gerhana bulan total saja," lanjutnya.
Puncak Gerhana
Dijelaskan peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto, seluruh wilayah Indonesia memiliki kesempatan untuk melihat gerhana bulan total pada 28 Juli, tepat pada waktu dini hari.
“Puncaknya pukul 03.23 WIB. Di banyak berita disebutkan tanggal 27 Juli (waktu Greenwich, UK),” ujar Rhorom kepada Tekno Liputan6.com via pesan teks.
Terkait durasi gerhana, Rhorom mengungkap durasi gerhana total 1 jam 43 menit. Lalu, kenapa durasi gerhana bulan kali ini lebih lama dari biasanya?
“Memang lama karena saat itu Bulan jauh dari Bumi (di titik apogee, tampak sebagai micromoon), kebalikan dari Super Blue Blood Moon pada Januari lalu,” tandasnya.
Advertisement
Sekilas Gerhana Bulan
Perlu diketahui, gerhana bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam posisi sejajar, sehingga membuat bunyi terhalangi oleh bayangan Bulan.
Gerhana sebagian akan terlihat selama 3 jam 55 menit. Hal ini juga akan membuatnya sebagai gerhana terlama sejak 2011 hingga 2020.
Mereka yang tinggal di Amerika Serikat tidak bisa menyaksikan peristiwa kosmik ini. Alih-alih begitu, NASA menyebut mereka yang tinggal di negara adi kuasa tersebut harus menunggu hingga Juli 2020 untuk menyaksikan gerhana bulan.
Awal tahun ini ada gerhana bulan total pada 31 Januari. Saat itu, terjadi peristiwa gerhana bulan bernama Super Blue Blood Moon, atau yang biasa disebut dengan supermoon.
Saat itu Bulan memiliki ukuran lebih besar dan terang. Sebutan bulan biru sendiri adalah bulan purnama kedua dalam satu bulan.
Pada saat Super Blue Blood Moon, beberapa wilayah bisa menyaksikannya, misalnya Hawaii, Alaska, Kanada, Australia, dan Asia. Tidak hanya itu, Amerika Serikat bagian barat dan Rusia juga bisa menyaksikan kejadian langka ini.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: