Peningkatan Produksi Batu Bara Bukit Asam Tergantung Kesiapan PT KAI

Untuk 2018, Bukit Asam menargetkan untuk meningkatkan volume penjualan batu bara menjadi sebesar 25,88 juta ton.

oleh Merdeka.com diperbarui 23 Jul 2018, 13:37 WIB
Aktivitas di tambang batu bara di Lubuk Unen, Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam (PTBA) menargetkan mampu memproduksi 25,54 juta ton batu bara sepanjang 2018. Target ini naik 5 persen dari realisasi tahun sebelumnya yang tercatat 24,25 juta ton.

Direktur Utama PT Bukit Asam, Arviyan Arifin, menjelaskan, peningkatan produksi itu bakal didukung peningkatan kapasitas angkutan oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI).

"Karena kami punya keterbatasan logistik. Kami lagi kaji. Kami lihat KAI, bisa enggak dia tingkatkan kapasitas angkut. Kalau bisa, kami tambah. Kami selama ini ada kedala di logistik kereta api saja," ungkapnya saat ditemui, di Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Senin (23/7/2018).

Sejauh ini, PT Kereta Api Indonesia telah menyatakan komitmen untuk bisa mengangkut batu bara yang diproduksi oleh emiten dengan kode saham PTBA dari lokasi tambang Tanjung Enim sebesar 23,10 juta ton.

Rencana angkutan tersebut meningkat 8 persen jika dibandingkan realisasi 2017, yaitu 21,36 juta ton.

"Dengan porsi sebesar 19,40 juta ton menuju Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan 3,70 juta ton menuju Dermaga Kertapati, di Palembang," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Peningkatan Volume Penjualan

Tak tanggung-tanggung, nilai tunggakan pembayaran tersebut mencapai Rp 100 miliar.

Arifin menyampaikan untuk 2018, perseroan menargetkan untuk meningkatkan volume penjualan menjadi 25,88 juta ton dengan komposisi 53 persen atau 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 47 persen atau 12,15 juta ton untuk pasar ekspor.

Secara total, target penjualan 2018 naik 2,25 juta ton atau 10 persen dibandingkan realisasi tahun 2017 sebesar 23,63 juta ton.

"Peningkatan target ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batu bara medium to high calorie ke premium market. Selain itu, demand batu bara juga menunjukkan growth yang positif khususnya di wilayah ASEAN, di mana pada wilayah ini akan beroperasinya sejumlah PLTU baru," imbuhnya.

Arifin menjelaskan, untuk mendukung aksi korporasi pada 2018, perseroan menganggarkan investasi sebesar Rp 6,55 triliun yang terdiri dari Rp 1,43 triliun untuk investasi, rutin dan sisanya Rp 5,12 triliun untukmu investasi pengembangan.

 

Reporter:Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya