Liputan6.com, Jakarta - Usianya masih 18 tahun, tapi Rifda Irfanaluthfi sudah siap bersaing memperebutkan mendali emas di Asian Games 2018. Remaja kelahiran Jakarta, 16 Oktober 1999 itu berambisi mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, termasuk Asian Games.
Rifda merupakan atlet senam artistik Indonesia. Namanya mulai melejit saat tampil pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Dia menyumbang medali emas untuk Indonesia lewat abang senam artistik nomor balok keseimbangan (beam).
Baca Juga
Advertisement
"Rasanya seperti merinding, gemetar, terharu, semuanya. Ini adalah emas pertama saya di kejuaraan internasional," kata Rifda kepada Liputan6.com saat SEA Games 2017.
Tak hanya emas, Rifda juga menyumbang satu medali perak dan tiga perunggu untuk Indonesia di SEA Games 2017. Prestasi Rifda ini semakin mengilap bila dingandingkan dengan SEA Games sebelumnya, dia hanya meraih medali perak di cabang senam lantai.
Prestasi Rifda sudah tercium sejak berhasil memenangkan dua medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2014. Ketika itu, dia mewakili tanah kelahirannya, Jakarta.
Rifda juga pernah mengikuti Kejuaraan Senam Artistik Asia 2015 di Tokyo, Jepang. Rifda bertanding di dua nomor terbaiknya yaitu Balok keseimbangan, dan Senam lantai.
Saat itu putri pasangan Utu Solihin dan Yulies Andriana ini berhasil menduduki peringkat keenam untuk balok keseimbangan dan menjadi cadangan pertama (peringkat 9) untuk nomor senam lantai.
Bangga Untuk Indonesia
Rifda mengatakan, dirinya sangat bangga bila menyumbang medali emas untuk kontingen Indonesia di ajang Asian Games, bulan depan. Jebolan Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan ini juga punya ambisi besar dalam kariernya sebagai seorang atlet.
"Jadi atlet itu bisa mengibarkan bendera Merah Putih. Wawasan juga bertambah luas karena bisa bertemu dengan orang asing, belajar banyak dari mereka, terutama komunikasi," kata wanita yang juga sempat tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2015 di Glasgow, Skotlandia.
Sebagai remaja zaman sekarang, Rifda mengakui dirinya iri dengan teman-temannya yang bisa menghabiskan waktu dengan jalan-jalan. Namun rasa iri itu sirna ketika dia mengingat mimpinya.
"Sesekali ada rasa iri (dengan teman-teman), tapi balik lagi, saya ingin tampil di Olimpiade," ujarnya.
Advertisement
Lebih Disiplin
Rifda menfatakan, menjadi seorang atlet menambah kedisiplinannya sebagai seorang remaja. Selain itu, masih ada banyak keuntungan menjadi seorang atlet senam.
"Saya merasa disiplin, lebih lentur, kuat, dan menambah konsentrasi," ujar atlet yang gagal mengikuti tes event Olimpiade Rio tersebut.