Survei Median: Belum Ada Tokoh yang Mampu Gantikan Jokowi

Temuan media, masyarakat masih gamang antara mengganti atau mempertahankan Jokowi.

oleh Yunizafira Putri Arifin Widjaja diperbarui 23 Jul 2018, 14:54 WIB
Presiden Joko Widodo menjawab pertanyaan wartawan saat meresmikan jalan tol Solo-Ngawi ruas Kartasura-Sragen, Minggu, (15/7). Peresmian ini ditandai dengan penekanan sirine dan penandatanganan prasasti. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Riset Median, Sudarto, mengungkapkan, hingga saat ini belum ada figur kuat sebagai pengganti presiden petahana Jokowi dalam pilpres 2019. Menurut dia, masyarakat masih gamang antara mengganti atau mempertahankan Jokowi.

"Masyarakat yang ingin jokowi diganti oleh tokoh lain belum menemukan figur yang tepat untuk menyalurkan aspirasinya," ungkap Sudarto, dalam rilis survei nasional Median, di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (23/7/2018).

Ia menyampaikan, hal itu diperkuat dengan hasil survei nasional yang dirilis oleh lembaganya. Berdasarkan survei semi terbuka, terdapat lima besar nama dengan elektabilitas tertinggi untuk menjadi presiden tahun 2019.

Hasilnya, Presiden petahana Joko Widodo menempati posisi pertama dengan 35,7 persen. Kemudian, posisi kedua ditempati oleh Prabowo Subianto sebesar 22,6 persen. Posisi ketiga adalah Gatot Nurmantyo yang dipilih sebesar 6,8 persen responden.

"Posisi keempat, Anies Baswedan 5,2 persen dan posisi kelima Muhaimin Iskandar (Cak Imin) 4,7 persen," ujarnya.

Metodologi survei ini melalui teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender selama 6-15 Juli 2018. Survei dilakukan ke 1.200 responden yang memiliki hak pilih dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Namun, berdasarkan survei yang dirilis Median pada hari ini, 47,9 persen responden menjawab, ingin ada tokoh selain Jokowi untuk menempati kursi presiden. Sedangkan sebesar 44,1 persen responden mengaku ingin Presiden Jokowi kembali memimpin Indonesia.

Kemudian sebesar 8,0 persen memilih tidak menjawab. "Artinya terdapat penurunan, di survei bulan April 2018, responden memilih ingin dipimpin oleh Jokowi kembali sebesar 45,2 persen dan 46,2 persen ingin diganti tokoh lain. Sedangkan 8,4 responden tidak menjawab," kata Sudarto

 


Ruang Oposisi

Dia mengatakan, hal itu dapat menjadi ruang bagi pihak oposisi untuk meramu pasangan calon yang mampu meraih simpati publik.

"Itulah kemudian yang menjadi peer oposisi. Jika pihak oposisi mampu meramu menyajikan tokoh paslon yang mampu meraih simpati masyarakat, ini akan memberatkan jokowi," imbuhnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya