Liputan6.com, Jakarta - Harga emas terpuruk ke level terendah satu tahun pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) dipicu penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang konsumen utama logam mulia yaitu China dan India.
Advertisement
Dilansir dari Reuters, Selasa (24/7/2018), harga spot emas turun 0,5 persen menjadi USD 1.224,67 per ounce, mendekati level terendah pada Kamis lalu USD 1.211,08 per ounce. Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Agustus turun 0,4 persen menjadi USD 1.225,6 per ounce.
Harga emas telah tergerus 10 persen sejak pertengahan April seiring lonjakan dolar AS yang membuat logam mulia yang dijual dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya.
Tercatat, ada beberapa kelonggaran untuk emas minggu lalu ketika Presiden AS Donald Trump menyebut kekuatan dolar sebagai sesuatu hal yang buruk pada ekonomi, menekan dolar AS meski tak lama.
Perang kata-kata antara Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani membantu mengangkat harga minyak namun hanya sebentar.
Presiden AS Donald Trump lewat Twitter hari Senin (23/7/2018) memberi peringatan kepada Presiden Iran Hassan Rouhani agar tidak mengancam Amerika Serikat. Sebelumnya, Rouhani mengatakan dia bisa saja menghentikan pengiriman minyak ke AS jika Trump terus memprovokasi Iran.
Trump di akun Twitter menulis dengan huruf kapital "JANGAN PERNAH MENGANCAM AMERIKA SERIKAT LAGI." Selanjutnya dia balas mengancam dan mengatakan bahwa Iran "AKAN MENANGGUNG KONSEKUENSI SEPERTI YANG SEBELUMNYA HANYA PERNAH DIDERITA BEBERAPA PIHAK SEPANJANG SEJARAH."
Ketidakstabilan geopolitik sering meningkatkan emas, sebab logam mulia secara tradisional dilihat sebagai tempat yang aman untuk berinvestasi di saat-saat ketidakpastian.
Harga emas bakal bangkit
Kemerosotan emas dalam beberapa bulan terakhir telah menyebabkan bank dan broker untuk menurunkan perkiraan harga emas rata-rata mereka untuk tahun ini dan selanjutnya, menurut jajak pendapat Reuters yang dipublikasikan pada hari Senin. Namun responden masih mengharapkan logam untuk bangkit kembali menuju USD 1.300 per ounce.
Tak hanya emas, harga perak turun 0,85 persen menjadi USD 15,34 per ounce setelah velpada pekan lalu mengalami penurunan ke le terendah sejak juli 2017. Perak diperkiraan akan rebound dan rata-rata USD 16,7 pada tahun ini.
Harga platinum sedikit berubah menjadi USD 826,5 per ounce setelah minggu lalu menyentuh titik terendahnya sejak 2008, sementara paladium naik dari level terendah satu tahun pada minggu lalu dan naik 2,2 persen menjadi USD 913,5.
Harga kedua logam ini diprediksi akan bangkit, dengan platinum diharapkan rata-rata USD 922 per ounce pada tahun ini dan paladium hingga rata-rata USD 1.000, menurut jajak pendapat Reuters.
Advertisement