Liputan6.com, Kupang- PT Gulf Mangan Grup asal Perth, Australia membangun Smelter di Kawasan Industri (KI) Bolok, Desa Bolok, Kecamatan Kupang Barat, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Peresmian pembangunan smelter ferro mangan tersebut dilakukan Gubernur NTT Robert Simbolon, pada pekan lalu. Smelter Ferro tersebut akan menjadi pusat pengelolaan dan peleburan mangan kelas premium pertama di Pulau Timor.
PT Gulf Mangan merupakan anak perusahaan dari Gulf Manganese Corporation (ASX-GMC). Perusahaan ini sudah memulai pengurusan izin usaha pembangunan smelter tersebut sejak tiga tahun lalu.
Baca Juga
Advertisement
Target produk pengelolaan mangan pada tahun pertama sebesar 30.000 aloy. Selanjutnya dengan penambahan mesin smelter, produksi akan mencapai 155.000 alloy di tahun berikutnya.
Hadir saat peresmian Mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore, PT Gulf Mangan Grup Hamish Bohanaan dan Presiden Komisaris Fofo Sariaatmadja.
“Hari ini, dua mesin smelter dari Afrika Selatan tiba di pelabuhan Tenau. Kami telah menandatangani kerjasama dengan banyak perusahaan pemegang izin usaha pertambangan mangan. Kami siap untuk membeli biji mangan secara teratur dari masyarakat NTT,” kata Presiden Direktur PT Mangan Group, Hamish Bohamman kepada Liputan6.com, Rabu (25/7/2018).
Hamish berjanji pada tahap awal, perusahaan akan mempekerjakan 80 tenaga kerja dari Desa Bolok dan wilayah sekitarnya.
Potensi
Pejabat Gubernur NTT Robert Simbolon mengatakan pembangunan smelter membuktikan NTT adalah tanah yang menjanjikan.
“Tanah ini bisa menyediakan siapa saja yang mau berdagang, berusaha dan mendirikan perusahaan. Daerah ini merupakan daerah terbuka serta kaya akan potensi sumberdaya alam. Salah satunya adalah mangan. Biji mangan NTT dan sekitarnya termasuk kelas komersil tertinggi dengan tingkat kemurnian mangan sebesar 56 persen,” jelas Robert.
Karena itu, lanjut Robert, kehadiran smelter sangat penting untuk mengetahui kandungan bahan lain yang ada dalam batu mangan. Beliau berjanji akan mengawal proses pembangunan smelter sehingga tidak hanya berhenti pada proses peresmian pembangunan.
“Saya tidak mau mendengar lagi kewibawaan negara yang direpresentasikan oleh gubernur dibohongi dengan janji palsu dari investor yang dikategorikan ‘investor akan’. Gubernur sudah rela pergi ke tempat yang jauh untuk melakukan proses peletakan batu pertama pembangunan perusahaan, tapi tidak ada kelanjutan prosesnya,” ujarnya.
Advertisement