Liputan6.com, New Delhi - Seorang wanita di India dilaporkan tewas setelah dihajar massa, akibat kabar angin yang mengatakan bahwa ia adalah bagian dari komplotan penculik anak-anak. Insiden main hakim sendiri itu terjadi pada Senin, 23 Juli 2018.
Di hari yang sama, menurut laporan kantor berita Asssociated Press, pemerintah India mengumumkan pembentukan dua komisi untuk mengusulkan langkah-langkah pencegahan aksi main hakim sendiri oleh masyarakat.
Dikutip dari VOA Indonesia pada Selasa (24/7/2018), sedikitnya 14 orang ditangkap polisi di negara bagian Madhya Pradesh, setelah muncul laporan persekusi terhadap seorang wanita berusia sekitar 25 tahun, akibat tuduhan yang tidak memiliki bukti kuat.
Baca Juga
Advertisement
Menurut perwira polisi Riyaz Iqbal, India punya sejarah panjang tentang aksi kekerasan yang dilakukan secara massal. Kondisi tersebut semakin mengkhawatirkan karena adanya internet dan ponsel pintar, yang dengan cepat menyebarkan desas-desus hingga ke daerah pelosok.
Sedikitnya 25 orang tewas dibunuh dan puluhan lainnya luka-luka, akibat diserang oleh kelompok massal yang marah dalam tiga bulan terakhir di India.
Semua korban, menurut pihak berwenang, berkaitan dengan kabar-kabar angin yang mengatakan mereka adalah anggota komplotan penculik anak-anak.
Simak video pilihan berikut:
Serangan Kelompok Ekstremis Hindu
Sementara itu, seringkali para korban dijadikan sasaran karena mereka tampak berbeda dari penduduk setempat, atau karena mereka tidak bisa menggunakan bahasa lokal.
Selain itu, sedikitnya 20 orang dibunuh oleh massa, dan puluhan luka-luka, karena diserang oleh kelompok ekstremis Hindu yang menyebut diri sebagai 'pelindung sapi'.
Kebanyakan serangan yang dilancarkan oleh orang-orang pencinta sapi itu menarget komunitas Muslim, yang merupakan 14 persen dari total 1,3 miliar penduduk India.
Sapi dianggap binatang suci oleh warga Hindu, yang merupakan 80 persen penduduk India. Menyembelih sapi dan makan dagingnya dianggap ilegal dan tidak diizinkan di banyak bagian Negeri Hindustan.
Para korbannya seringkali dituduh menyelundupkan sapi untuk disembelih dan diambil dagingnya. Warga Hindu kelas rendah yang ikut menguliti sapi yang disembelih, juga sering turut menjadi korban kekerasan massal.
Advertisement