Liputan6.com, Jakarta - Nama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi, belakangan santer terdengar setelah menjadi salah satu dari lima figur yang digadang-gadang akan menjadi calon wakil presiden (Cawapres) Jokowi di Pilpres 2019.
Dia disandingkan dengan nama-nama seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, dan Muhaimin Iskandar.
Advertisement
Siapa sebenarnya sosok Tuan Guru Bajang yang namanya kini masuk masuk radar Jokowi sebagai cawapres? Pria kelahiran 31 Mei 1972 ini merupakan anak ketiga dari seorang birokrat di Pemda NTB dan merupakan cucu dari ulama besar di Lombok yang mendirikan organisasi Nahdatul Wathan.
Saat mulai terjun ke dunia politik, pria yang kini berusia 46 tahun itu masih terbilang muda. TGB bahkan sempat tercatat sebagai Gubernur NTB Termuda di Indonesia pada usia 36 tahun.
Saat menjabat, sejumlah prestasi berhasil ditorehkan pada masa jabatan 2008-2013. Kemudian Tuan Guru Bajang kembali terpilih kedua kalinya sebagai Gubernur NTB untuk periode 2013 hingga kini. Dia dinilai sukses memajukan NTB di bidang pertanian, pariwisata, mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan pendidikan, dan masih banyak lagi.
Dari hasil kerjanya itulah, Zainul Majdi diganjar penghargaan Leadership Award oleh Menteri Dalam Negeri pada 2012. Kini, cucu dari pendiri Nahdlatul Wathan itu dilirik untuk menjadi salah satu kandidat cawapres Jokowi.
Berikut lima langkah politik Gubernur NTB Tuan Guru Bajang jelang Pilpres 2019.
1. Deklarasi Dukung Jokowi 2 Periode
Kemantapan hati seorang Tuan Guru Bajang untuk mendukung Jokowi kembali memimpin di periode kedua berawal dari tahun lalu. Saat itu, Presiden Jokowi tengah melakukan kunjungan kerja keempat kalinya ke NTB.
TGB mengaku saat itu dia menyampaikan harapan serta apresiasinya atas kerja Presiden Jokowi yang dilakukan dari Sabang hingga Merauke untuk memberikan kesejahteraan pada masyarakat Indonesia.
"Bapak Joko Widodo ini relevan untuk kebutuhan Indonesia. Berorientasi pada hasil dan berusaha membuat terobosan-terobosan," kata TGB.
Alasan kedua, untuk keberlanjutan kepemimpinan. Karena pembangunan itu sangat masif, TGB berharap seluruh terobosan-terobosan yang dilakukan Presiden Jokowi dapat dilaksanakan hingga tuntas.
"Dalam pandangan saya memang tidak cukup hanya saya satu term," TGB menegaskan.
Advertisement
2. Mundur dari Demokrat
Pada Pilgub 2013, cucu dari TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid ini menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya.
Setelah banyak memberikan kontribusi bagi partai berlambang bintang ini, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi memilih mundur dari partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya sudah mundur (dari Demokrat) beberapa hari lalu," ujar TGB Zainul Majdi dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Senin, 23 Juli 2018.
Pengunduran tersebut disampaikan lewat surat yang ditujukan langsung kepada Ketua Umum Partai Demokrat.
Di balik alasannya mundur, TGB tidak menjelaskan secara gamblang. Dia menegaskan bahwa itu adalah keputusan pribadi dan tak ada intervensi dari pihak mana pun.
3. Rencana Masuk Timses Jokowi
Kala ditanya soal tawaran untuk masuk ke tim sukses (timses) Jokowi di Pilpres 2019, saat berkunjung ke kantor Liputan6.com, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2018), TGB mengungkapkan, belum ada tawaran serius dan tidak ada pembicaraan soal jabatan.
Menurutnya, dukungan untuk Jokowi kembali memimpin dua perioe bukan semata-mata untuk kepentingan Pilpres 2019. Bagi dia, ini untuk pembangunan Indonesia yang berkelanjutan.
Sebelumnya dalam sebuah kesempatan, Gubernur NTB ini pernah mengatakan bahwa Jokowi adalah tipe pemimpin pekerja keras.
Karena itulah, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi menganggap mantan Gubernur DKI Jakarta itu layak maju kembali sebagai capres.
Advertisement
4. Hadiri Acara Nasdem
Satu lagi bentuk dukungan politik TGB kepada Presiden Jokowi. Bersama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, dirinya menghadiri acara pembukaan Akademi Bela Negara (ABN) Partai Nasdem di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, yang dihadiri Jokowi.
Saat itu dirinya sempat ditanya sejumlah awak media perihal namanya masuk dalam radar Jokowi sebagai cawapres.
"Ya wallahualam. Itu kan prerogatif beliau ya. Tapi banyak tokoh yang lebih senior, yang lebih mumpuni dari saya," kata TGB di Kampus ABN Nasdem.
5. Rencana Pindah Parpol
Kini setelah tak lagi bergabung dengan Partai Demokrat, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (TGB) tengah mencari pelabuhan yang baru.
Apakah itu PDIP sebagai partai yang akan kembali mengusung Jokowi di Pilpres 2019? Atau partai pengusung yang lain.
TGB menyatakan belum ada tawaran serius. Dia pun tak ingin melakukan sesuatu yang melampaui ukuran.
Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini:
Advertisement