Liputan6.com, Purwokerto - Masyarakat Indonesia beruntung tinggal di daerah tropis. Dengan pancaran matahari sepanjang musim, berbagai tanaman, termasuk tanaman obat alami tumbuh subur dan lantas melahirkan obat herbal dan jamu tradisional.
Beragam tanaman yang berkhasiat seperti kumis kucing, bratawali, kunyit, jahe, mudah ditemui di sekitar perkampungan. Belum lagi, tanaman-tanaman berkhasiat andalan suku-suku yang tersebar di kepulauan Indonesia.
Teknologi tradisional pembuatan obat herbal dan jamu Indonesia pun diwariskan secara turun temurun dan telah banyak diteliti. Diakui, pembuatan jamu Nusantara adalah artefak intagible atau tak berbenda yang mesti diabadikan.
Baru-baru ini, 10 mahasiswa dari tujuh negara tiba di Purwokerto, Jawa Tengah. Tujuh negara itu yakni Turki, Italia, Korea, Thailand, Sudan, Afganistan, Jerman, dan Prancis belajar meramu jamu tradisional di Purbalingga.
Baca Juga
Advertisement
Mereka datang untuk belajar meramu jamu tradisional di Purbalingga. Mereka juga belajar mengenali masing-masing bahan alami dan manfaatnya untuk kesehatan.
Para mahasiswa ini merupakan peserta program International Summer Course 2018 yang digelar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) bekerjasama dengan Stikes Muhammadiyah Gombong.
"Mereka datang langsung dari negaranya ke Indonesia untuk belajar membuat jamu, kosmetik herbal dan pengobatan herbal," ucap Koordinator acara International Summer Course 2018 dari Kantor Urusan Internasional UMP, Novan Andrianto, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 23 Juli 2018.
Dia menjelaskan, International Summer Course Program 2018 ini memang bertema Indonesian Traditional Medicine and Cosmetics 2018. Para mahasiswa ini berada di Indonesia selama dua pekan untuk mempelajari jamu tradisional, tanaman herbal dan kosmetik dari bahan alami.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mengenalkan Kearifan Lokal Indonesia kepada Dunia Internasional
"Mereka sangat tertarik tentang herbal Indonesia. Sebab, mereka telah mendengar banyak tumbuhan herbal di Indonesia yang telah dimanfaatkan," dia menjelaskan.
Selama di UMP, selain mendapatkan materi, peserta kursus pendek ini juga akan mengunjungi beberapa tempat, salah satunya tempat pembuatan jamu tradisional di Purbalingga.
Di lokasi, mahasiswa tujuh negara akan belajar membuat jamu, mengenal bahan dan khasiatnya, serta mencoba merasakan jamu yang telah dibuatnya.
"Kegiatan tidak hanya dilaksanakan di Kota Purwokerto, tetapi juga di Kabupaten Purbalingga, Gombong, Yogyakarta, dan kembali lagi di Purwokerto," kata Novan.
Dia menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini salah satunya adalah untuk memperkenalkan kearifan lokal tentang tumbuhan herbal yang dapat diolah menjadi bahan kosmetik herbal. Kosmetik herbal diklaim minim risiko.
"Harapannya kegiatan ini nanti bisa berjalan dengan lancar dan kearifan lokal dari Banyumas dapat lebih dikenal oleh dunia internasional, dan agar dapat menjadi alternatif resmi pengobatan herbal yang bisa dimanfaatkan oleh mereka," dia menambahkan.
Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerja Sama UMP, Dr Ns Jebul Suroso mengatakan, dalam program International Summer Course 2018 ini, UMP juga memperkenalkan keunggulan kampus, khususnya di bidang herbalife medicine, terkait dengan kosmetik.
Dia juga berharap kegiatan tersebut akan semakin meningkatkan semangat UMP menuju World Class University melalui aktivitas internasional. Di masa mendatang, kegiatan semacam ini akan lebih intensif dilakukan sebagai bagian dari pertukaran ilmu pengetahuan mahasiswa antarnegara.
Advertisement