Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada perdagangan Selasa karena dolar AS tergelincir. Selain itu, harga emas juga terdorong naik karena pelaku pasar mengantisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada Jumat nanti.
Mengutip Reuters, Rabu (25/7/2018), harga emas di pasar spot naik 0,13 persen menjadi USD 1.225,70 per ounce pada pukul 1.36 sore waktu London. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun 10 sen atau 0,01 persen menjadi USD 1.225,50 per ounce.
The dollar index, merupakan indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia turun 0,2 persen setelah menyentuh level tertinggi dalam satu tahun pada minggu lalu.
Baca Juga
Advertisement
"Kenaikan harga emas ini juga memposisikan diri untuk angka pertumbuhan ekonomi yang akan dirilis pada hari Jumat nanti," kata Josh Graves, analis senior komoditas di RJO Futures.
Ekonom dan analis mengharapkan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua bisa di atas angka 4,1 persen. "Jika ada sinyal pada angka tersebut maka kita bisa melihat lonjakan harga emas," tambah Graves.
Harga emas telah merosot lebih dari 10 persen sejak menyentuh puncak USD 1.365,23 per ounce pada pertengahan April lalu. penurunan ini karena dolar AS yang lebih kuat di tengah kenaikan suku bunga AS. Pekan lalu, harga emas mencapai titik terendah dalam satu tahun.
Di sisi teknis, harga emas telah menembus di bawah rata-rata pergerakan 200 hari dalam basis mingguan.
Harga emas, yang biasanya naik pada saat ketidakstabilan politik dan keuangan, telah gagal untuk melakukannya.
Reaksi investor terhadap sengketa antara Amerika Serikat dan Iran tetap membuat harga emas mereda.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Emas Terpuruk ke Level Terendah dalam Setahun
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas terpuruk ke level terendah satu tahun dipicu penguatan dolar AS terhadap mata uang konsumen utama logam mulia yaitu China dan India.
Harga emas telah tergerus 10 persen sejak pertengahan April seiring lonjakan dolar AS yang membuat logam mulia yang dijual dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lainnya.
Tercatat, ada beberapa kelonggaran untuk emas minggu lalu ketika Presiden AS Donald Trump menyebut kekuatan dolar sebagai sesuatu hal yang buruk pada ekonomi, menekan dolar AS meski tak lama.
Perang kata-kata antara Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani membantu mengangkat harga minyak namun hanya sebentar.
Presiden AS Donald Trump lewat Twitter hari Senin (23/7/2018) memberi peringatan kepada Presiden Iran Hassan Rouhani agar tidak mengancam Amerika Serikat. Sebelumnya, Rouhani mengatakan dia bisa saja menghentikan pengiriman minyak ke AS jika Trump terus memprovokasi Iran.
Trump di akun Twitter menulis dengan huruf kapital "JANGAN PERNAH MENGANCAM AMERIKA SERIKAT LAGI." Selanjutnya dia balas mengancam dan mengatakan bahwa Iran "AKAN MENANGGUNG KONSEKUENSI SEPERTI YANG SEBELUMNYA HANYA PERNAH DIDERITA BEBERAPA PIHAK SEPANJANG SEJARAH."
Advertisement