Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengungkapkan strategi pemerintah untuk mengantisipasi gangguan kabut asap jelang pelaksanaan Asian Games 2018.
"Bencana yang terjadi di wilayah Palembang harus mendapat perhatian khusus karena menyangkut harga diri bangsa terkait dengan penyelenggaraan kegiatan Asian Games 2018," kata Hadi, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Advertisement
Salah satu lokasi penyelenggaraan adalah di Sumsel. Daerah itu rawan mengalami kebakaran hutan yang menjadi penyebab kabut asap.
Mantan Kasau ini pun menuturkan, berdasarkan laporan BMKG Sumsel, hampir sebagian besar masuk wilayah merah yang berarti berpotensi besar mengalami kebakaran lahan dan hutan. Hanya wilayah di pinggir pantai saja yang berwarna biru.
"Dari karakter tanah adalah tanah gambut, tanah tidak akan kebakar apabila kondisi basah," tuturnya.
"Dengan demikian salah satu cara untuk mencegah, setelah diidentifikasi adalah bagaimana caranya mempertahankan tanah gambut agar tetap basah," sambungnya.
Pemerintah juga akan melakukan modifikasi awan untuk memicu hujan buatan. Startegi itu akan mengurangi kebakaran hutan.
Strategi kedua yang dapat dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi daerah kemungkinan penyumbang asap terbesar apabila terjadi kebakaran.
"Terdapat 55 desa dan sesuai dengan prediksi angin dari Timur menuju ke Utara, Barat, sehingga berdampak terhadap Stadion akan dipenuhi dengan asap. Ada 33 desa yang sangat berpotensi diantara 55 desa tersebut, sehingga strategi pencegahannya akan ditempatkan personel gabungan TNI dan Polri," tambah Hadi.
Upaya pencegahan mulai dilakukan dengan pengumpulan data manual yang dimiliki oleh BNPB dan data satelit yang dimiliki oleh BMKG. Data tersebut dikombinasikan kemudian dicek di lapangan ditambah dengan menggunakan alat ukur mengetahui tingkat kebasahan.
"Senin dari BNPP sudah melaksanakan serangan udara dan dari darat pun mulai melaksanakan serangan darat terhadap ancaman asap ataupun api," jelasnya.
Kekuatan Personel Wilayah
Dia pun menerangkan, tentang kekuatan personel yang digunakan masih mengandalkan kekuatan wilayah dari TNI maupun Polri.
"Kalau memang kewilayahan kurang akan dibantu dari pusat sesuai dengan STR Panglima TNI memerintahkan untuk setiap Kodam menyiapkan pasukan bantuan apabila diperlukan," terangnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement