Usai Pertemuan SBY-Prabowo, Pengamat Politik Sebut Demokrat Masih Dua Kaki

Sebelumnya pada saat Pilpres 2014, Partai Demokrat memilih untuk netral atau tidak akan bergabung secara formal dengan koalisi Jokowi atau Prabowo.

oleh Ika Defianti diperbarui 25 Jul 2018, 14:08 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berjabat tangan seusai melakukan pertemuan tertutup di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (24/7). (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya menyebut, pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto belum menunjukan hasil final untuk berkoalisi di Pilpres 2019. Dia menyebut, posisi SBY saat ini masih tahap tawar-menawar kepada koalisi Prabowo ataupun dengan calon petahana Jokowi.

Yunarto menilai hal tersebut berdasarkan pernyataan SBY yang mengaku telah melakukan komunikasi selama setahun terakhir dengan Jokowi, meskipun mendapatkan beberapa kesulitan dalam komunikasi keduanya. Apalagi saat ini, kata dia, sudah tidak dimungkinkan terjadi poros ketiga usai pernyataan dukungan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kepada Jokowi.

"Saya lihat itu masih terjemahan politik dua kaki SBY dengan mengatakan secara tidak langsung, saya bisa bergabung dengan Prabowo dan saya juga bisa bergabung dengan Jokowi. Karena pernah ada komunikasi bersama Pak Jokowi, juga bisa mengatakan hubungan kita bisa diperbaiki," kata Yunarto saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Politik dua kaki yang dilakukan SBY, menurut Yunarto, bukanlah hal baru. Sebelumnya pada saat Pilpres 2014, Partai Demokrat memilih untuk netral atau tidak akan bergabung secara formal dengan koalisi Jokowi atau Prabowo. Selanjutnya, pada tahun 2017, SBY dan Prabowo pernah melakukan pertemuan di Cikeas dengan suguhan nasi goreng. Pertemuan tersebut dikenal dengan sebutan diplomasi nasi goreng.

Dia melanjutkan, selang beberapa hari setelah pertemuan tersebut, SBY mengutus putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY untuk bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara guna memberikan undangan peresmian The Yudhoyono Institue.

"Sehingga saya belum melihat apapun kemarin, belum melihat position yang jelas dari pertemuan kemarin masih jauh dari kesepakatan final. Ibarat Piala Dunia ini masih perempat final apapun masih bisa terjadi masih jauh dari arah kepastian," jelas Yunarto.


Koalisi dengan Prabowo Terbuka Lebar

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) usai menggelar pertemuan dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sejumlah hal dibahas dalam pertemuan tersebut, salah satunya soal kemungkinan koalisi Demokrat dan Gerindra di Pilpres 2019.

"Saya harus mengatakan jalan untuk membangun koalisi ini terbuka lebar, apalagi setelah kami berdua sepakat atas apa yang jadi persoalan bangsa, sepakat atas apa yang diharapkan rakyat hingga grassroot sebelum kami bicara koalisi," ujar SBY usai bertemu Prabowo di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2018) malam.

Dia mengatakan, partainya memiliki pandangan yang sama dengan Prabowo untuk membangun sebuah koalisi. Menurut dia, tidak mungkin dirinya dengan Prabowo menjajaki koalisi jika belum ada kesepahaman mengenai persoalan yang dihadapi rakyat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya