Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro, menyebut bahwa industri sektor riil mampu berkontribusi besar pada peningkatan ekspor di Indonesia. Dengan demikian, hal itu harus dioptimalkan lebih baik agar dapat mendorong perbaikan pada defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD).
"Untuk mendorong perbaikan defisit transaksi berjalan, ekspor harus terus dapat ditingkatkan. Untuk itu pemerintah harus dapat secara maksimal memanfaatkan berbagai peluang untuk meningkatkan komoditas untuk diekspor, salah satunya melalui produk halal," kata Bambang dalam High Level Discussion Indonesia: Pusat Ekonomi Islam Dunia, di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Bambang mengatakan, berdasarkan data Comtrade 2017, peran ekspor produk halal Indonesia mencapai 21 persen dari total ekspor secara keseluruhan. Akan tetapi, ekspor tersebut belum menjangkau negara-negara Islam di dunia.
"Bicara produk halal, tujuan ekspor kita ke India, China, dan Amerika Serikat. Kita melihat arah ekspor masih market drive karena ekonomi yang besar. Itu yang membuat ekspor kita ke sana. Tapi kalau lihat komposisi berikutnya belum maksimalkan ekspor ke negara konvensi Islam, seperti UEA maupun Mesir. masih kecil," kata Bambang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Potensi
Bambang mengungkapkan, salah potensi produk halal terbesar meliputi sektor industri makanan, minuman dan turunannya, sektor industri farmasi, dan sektor industri kosmetika. Untuk itu, kata Bambang hal tersebut perlu didorong untuk meredam impor yang terus meningkat.
"Market creation dan product creation jadi fokus di tahun 2019. Kita harus tahu mau ke mana ekspornya, serta produk apa yang ke sana, kemudian produk olahan mana yang harus diekspor," tandasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement