Liputan6.com, Washington DC - Publik Amerika Serikat (AS) tengah digemparkan oleh sebuah rekaman suara yang menguak pembicaraan rahasia Donald Trump dengan mantan pengacaranya, Michael Cohen. Isinya terkait upaya membeli hak atas kesaksian model Playboy, Karen McDougal, tentang dugaan perselingkuhannya dengan sang presiden.
Bocoran rekaman suara yang dibeberkan kepada media dan publik pada Selasa, 24 Juli 2018, itu adalah milik kuasa hukum Cohen, Lanny Davis, yang berpendapat bahwa kliennya memang terbukti mencoba membantu pembayaran legal hak cerita terkait Trump.
Di lain pihak, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Rabu (25/7/2018), Presiden Donald Trump membantah keras tudingan tersebut, dan menyebut dirinya tidak pernah terlibat pembicaraan dengan Cohen tentang "upaya tutup mulut" terhadap dugaan skandal perselingkuhan.
Namun, dari rekaman yang dibeberkan oleh Davis, diketahui bahwa hal itu terjadi pada September 2016, sekitar dua bulan sebelum pemilihan presiden AS berlangsung.
Baca Juga
Advertisement
Hak atas cerita McDougal dibeli seharga US$ 150.000 (setara Rp 2,1 miliar) oleh tabloid National Enquirer, yang berada di bawah naungan American Media Inc, yang kini dikepalai oleh David Pecker, salah satu kolega dekat Presiden Trump.
Namun, hak atas cerita itu tidak pernah dipublikasikan, yang menurut beberapa pengamat disebut sebagai tindakan "tangkap dan bunuh", guna menutup berbagai kabar miring tentang Trump di seluruh tahapan pilpres AS 2016.
Keberadaan rekaman itu pertama kali terungkap minggu lalu sebagai bagian dari penyelidikan yang berkelanjutan terhadap transaksi keuangan Cohen.
Beberapa pihak menilai sikap kooperatif yang ditunjukkan oleh Cohen kepada otoritas federal, bisa menjadi ancaman bagi pemerintah Donald Trump, di mana mengingat bahwa ia dan sang presiden pernah berkawan dekat.
Dalam rekaman itu, terdengar suara Cohen yang menjelaskan kepada Donald Trump tentang rencana membuka perusahaan untuk membiayai pembelian hak cerita McDougal secara legal.
McDougal sendiri telah menyatakan kepada publik bahwa dirinya pernah berselingkuh dengan Donald Trump, yang terjadi sekitar satu dekade lalu, sesuatu yang dibantah keras oleh Gedung Putih.
Simak video pilihan berikut:
Pemerintah Trump Membantah Keras
Pekan lalu, kuasa hukum Donald Trump, Rudy Giuliani, bersikeras bahwa kliennya tidak pernah melakukan pembayaran terkait pembelian hak atas "bukti dugaan perselingkuhan".
"Mereka berbicara tentang perusahaan yang melakukannya, salah satu perusahaan mereka melakukannya (bukan Trump)," kata Giuliani.
"Presiden berkata: 'Pastikan itu dilakukan dengan benar, dan pastikan itu dilakukan dengan cek berkali-kali," lanjutnya menjelaskan.
Di lain pihak, pengacara Michael Cohen mengatakan bahwa rekaman itu sudah mulai dirilis secara umum, sehingga publik dapat menilai bukti terkait.
"Kami memiliki kebenaran di pihak kami dan mereka (pemerintahan Trump) takut," kata Davis kepada stasiun televisi CNC pada Selasa.
Menurut pengajuan pengadilan, pemerintah memperoleh sebanyak 12 rekaman audio setelah penggerebekan oleh FBI terhadap berkas-berkas milik Cohen, yang dilakukan tahun ini.
Cohen juga disebut tengah berada dalam pengawasan otoritas federal terkait perintah membayar US$ 130.000 (setara Rp 1,8 triliun), dalam bentuk uang tutup mulut terhadap Stormy Daniels, seorang aktris film dewasa yang juga diduga berselingkuh dengan Trump.
Advertisement