Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menilai pemerintah harus lebih memperhatikan pembinaan anak muda dan talentanya baik dalam bidang olahraga, akademik, dan sejumlah bidang lainya.
Menurut dia, semangat itu sejalan dengan apa yang disampaikan Presiden pertama RI Bung Karno yang menginginkan agar bangsa ini dipimpin oleh orang-orang muda.
Advertisement
"Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia. Ini adalah pesan optimis yang selalu saya ingat. Bila anak-anak kita dipetakan dengan kapasitas yang mereka miliki, kita akan menggemparkan dunia," kata Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko di Jakarta, Rabu, (25/7/2018). .
Moeldoko mengutip salah satu kalimat pidato Bung Karno yang terkenal, yang mendasari program pemerintah mengkanalisasi talenta pemuda Indonesia. Optimisme Sukarno ini, menurutnya harus menjadi optimisme semua.
Agar talenta dan prestasi anak-anak Indonesia itu bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara, Moeldoko mengungkapkan, KSP dan Presiden Jokowi tengah membentuk suatu strategi pembinaan bakat.
"Kita ingin menjaring potensi anak muda. Karena negara wajib memberikan kesempatan,” kata dia.
Potensi anak muda yang bisa mengguncang dunia, menurutnya, bisa dilihat dari rekaman sejarah bangsa Indonesia.
"Jasmerah, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah. Ini juga harus menjadi pemikiran kita. Pemuda-pemuda wajib mempelajari sejarah. Karena kita tidak akan berada di hari ini, kalau tidak ada masa lalu,” demikian Moeldoko mengutip lagi pidato Bung Karno yang pernah terucap di HUT Indonesia tahun 1966 silam.
Rawat Potensi Kaum Muda
Upaya pemerintah membina anak dan pemuda dijelaskan pula oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, pemerintah sudah berupaya merawat potensi generasi muda Indonesia sejak masih taraf anak-anak. Khususnya perlindungan agar anak Indonesia terjamin pendidikannya.
Mulai dari program wajib belajar 12 tahun hingga sekolah gratis untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Sedangkan untuk tingkat menengah atas dan kejuruan, ada Bantuan Operasional Sekolah/BOS yang dianggarkan di APBN dan BOS daerah yang dianggarkan di APBD.
"Pemerintah juga berupaya anak miskin dan nilai akademik rendah tetap dapat mengakses pendidikan berkualitas di sekolah negeri melalui sistem zonasi,” kata Retno.
Reporter: Henny Rachma Sari
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement