Liputan6.com, Jakarta - Startup teknologi kini jadi bisnis yang berkembang di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara bahkan berulang kali menyebut, nilai valuasi salah satu startup unicorn Indonesia kini lebih tinggi jika dibandingkan nilai valuasi gabungan seluruh perusahaan telekomunikasi.
Hal ini membuktikan perkembangan startup digital di Indonesia sangatlah cepat, apalagi didukung orang-orang muda yang penuh inovasi.
Baca Juga
Advertisement
Saking berkembangnya startup teknologi, majalah Globe Asia dalam laporan terbarunya mengenai daftar 150 orang terkaya di Indonesia menyebut, ada empat pendiri startup digital yang masuk dalam daftar ini. Siapa saja keempat pendiri startup yang dimaksud?
Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Globe Asia, Rabu (25/7/2018), di industri startup, pendiri Traveloka Ferry Unardi yang baru berusia 30 tahun ikut masuk ke daftar orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan diperkirakan mencapai US$ 145 juta atau setara Rp 2,09 triliun.
Selanjutnya, pendiri sekaligus CEO Tokopedia William Tanuwijaya yang berusia 36 tahun masuk dalam daftar yang sama.
Kekayaan pendiri e-Commerce yang mendapat tahun lalu mendapat suntikan dana dari Alibaba itu diperkirakan mencapai angka US$ 130 juta atau setara Rp 1,95 triliun.
Pada posisi berikutnya, nama pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky bertengger. Globe Asia memperkirakan jumlah harta kekayaan Zaky saat ini sebanyak US$ 100 juta atau setara Rp 1,5 triliun.
Bicara startup Indonesia tak lengkap jika tidak menyebut Go-Jek yang kini tengah mengembangkan sayap ke luar negeri. Bos Go-Jek Nadiem Makarim juga masuk ke daftar 150 orang terkaya di Indonesia.
Harta Nadiem kini disebut-sebut telah mencapai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,45 triliun.
Peluang Bos Startup Jadi Miliarder
Globe Asia mencatat, nama-nama di atas telah memulai mengembangkan perusahaannya sehingga disebut sebagai startup unicorn yang masing-masing punya beragam produk.
Misalnya dalam bentuk e-Commerce hingga aplikasi yang menyuguhkan solusi untuk masalah yang dihadapi orang Indonesia kebanyakan.
Kesuksesan Silicon Valley dalam bidang teknologi dan informasi akan menciptakan tantangan besar bagi Indonesia untuk berhasil dalam bisnis software.
Seorang mantan teknisi di Go-Jek yang tidak disebutkan namanya menyebut, dirinya percaya ada kemungkinan para pendiri startup menjadi miliarder baru. Semuanya tergantung dari banyak faktor.
Faktor terpenting adalah investasi di startup kebanyakan melibatkan pencairan saham. Investasi entah itu seri A, B, dan C dari venture capital biasanya dibarengi dengan pertukaran pemilikan saham yang lebih besar.
Sumber itu bahkan menyebut, Nadiem Makarim dan mitranya kini mengendalikan kurang dari 10 persen dari saham Go-Jek.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement