Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama ini baik-baik saja. Bahkan SBY mengaku enam bulan belakangan menjalin komunikasi yang intensif dengan Jokowi.
SBY menjelaskan hubungan baiknya dengan Jokowi sudah terjalin sejak 2014. Saat itu, Jokowi baru saja terpilih menjadi Presiden. Jokowi saat itu menawarkan kepada SBY agar Partai Demokrat masuk koalisi pendukungnya di pemerintahan.
Advertisement
"Saya jawab barangkali tidak tepat bapak karena di pilpres (2014) Demokrat tidak mengusung Pak Jokowi maupun Prabowo. Waktu itu Demokrat membuat konvensi capres, tapi tidak berhasil. Lalu kami putuskan tidak mengusung capres. Rasanya Pak Jokowi kalau kami ada di dalam (pemerintahan) tidak tepat," kata SBY dalam jumpa pers di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7/2018).
Kemudian pada 2015, SBY mengaku sempat menemui Jokowi di Istana. Saat itu SBY mengundang Jokowi untuk hadir di acara organisasi yang dipimpinnya Global Green Growth Institute (GGGI). Dalam pertemuan itu, Jokowi kembali menawarkan Demokrat untuk bergabung.
"Semangatnya baik. Saya mengetahui Pak Jokowi sungguh-sungguh mengajak Demokrat koalisi di pemerintahan. Kalau ada yang bilang SBY kena PHP, tidak. Pak Jokowi sungguh-sungguh ajak kami ke dalam," katanya.
SBY mengaku Jokowi memastikan parpol koalisinya akan menerima jika Demokrat masuk ke dalam koalisi. Kepastian itu ia minta lantaran hubungannya dengan Megawati masih memiliki jarak.
"Setiap bertemu Pak Jokowi, saya bertanya, apakah kalau Demokrat berada di koalisi, partai koalisi bisa terima kehadiran kami. Beliau menjawab ya bisa, karena presidennya saya. Itu terus terang merupakan pertanyaan saya. Karena melihat realitas hubungan Ibu Mega dengan saya belum pulih, jadi masih ada jarak, masih ada hambtan," kata SBY.
Reporter : Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: