Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menanggapi keluhan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Mantan Presiden ke-6 RI itu beberapa kali melontarkan masalah hubungannya dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Silakan lihat dalam jejak digital maupun media cetak, bahwa menjelang pemilu pasti Pak SBY selalu menyampaikan keluhannya tentang Ibu Megawati," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/7/2018).
Advertisement
Hasto menyebut perilaku SBY sebagai keluhan musiman. Padahal, menurut dia, selama ini Megawati baik-baik saja. Mega memilih diam karena meyakini pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang.
Manuver SBY mengingatkan Hasto dengan periode pemilihan presiden 2004 silam. Ia mengatakan saat itu SBY juga memposisikan diri sebagai korban.
"Saat itu Pak SBY menyatakan diri sebagai orang yang dizalimi. Secara psikologis, seharusnya yang menzalimi itu kan yang merasa bersalah, tetapi kenapa ya Pak SBY justru tampak sebagai pihak yang merasa bersalah dan selalu menuduhkan hal yang kurang pas tentang Ibu Mega?" ia berujar.
Keluhan SBY
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengaku ada hambatan bagi partainya untuk masuk dalam koalisi Jokowi. Ia mengaku mendapat tawaran dari Jokowi untuk bergabung dengan koalisi.
SBY lantas menanyakan penerimaan parpol lain apabila Demokrat bergabung. Kepastian itu ia minta lantaran hubungannya dengan Megawati masih memiliki jarak.
"Setiap bertemu Pak Jokowi, saya bertanya, apakah kalau Demokrat berada di koalisi, partai koalisi bisa terima kehadiran kami. Beliau menjawab, 'Ya bisa, karena presidennya saya'. Itu terus terang merupakan pertanyaan saya. Karena melihat realitas hubungan Ibu Mega dengan saya belum pulih, jadi masih ada jarak, masih ada hambatan," kata SBY.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement