Liputan6.com, Jakarta - Taman Nasional Berbak-Sembilang di Jambi-Sumatera Selatan, Betung Kerihun Danau Sentarum-Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, dan Rinjani-Lombok di Nusa Tenggara Barat resmi masuk dalam daftar biosfer dunia atau Biopshere Reserves UNESCO.
Dengan penambahan tiga cagar di atas, maka sekarang ada 14 cagar Indonesia yang masuk dalam daftar Biosphere Reserves UNESCO. Sebelas cagar yang sudah masuk sebelumnya adalah Cibodas Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat), terdaftar tahun 1977, Kepulauan Komodo (Nusa Tenggara Timur/NTT).
Kemudian, Lore Lindu (Sulawesi Tengah), Tanjung Puting (Kalimantan Tengah), Gunung Leuser (Aceh dan Sumatera Utara), Pulau Siberut (Sumatera Barat), Giam Siak Kecil dan Bukit Batu (Riau), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Bromo Tengger Semeru Arjuno (Jawa Timur), Taka Bonerate dan Kepulauan Selayar (Sulawesi Selatan), dan Belambangan (Jawa Timur). Hingga kini, dalam daftar cagar biosfer dunia telah ada hampir 700 cagar di 120 negara.
Baca Juga
Advertisement
Keputusan ini tercapai dalam sidang ke-30 International Coordinating Council of the Man and Biosphere Programme (ICC-MAB). Penjelasan Pensosbud KBRI Paris Jane Runkat yang dilansir Antara menyebutkan delegasi Indonesia dalam sidang tersebut dipimpin Duta Besar RI untuk Prancis merangkap Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Hotmangaradja Pandjaitan didampingi pejabat Kementerian LHK, LIPI, Kemlu, dan KWRI Unesco.
Markas besar UNESCO berada di Paris, Prancis. Sidang yang berlangsung sejak tanggal 23 dan berakhir 28 Juli mendatang dihadiri 401 delegasi dari 50 negara, termasuk 34 negara anggota Komite MAB UNESCO. Beberapa pejabat tinggi yang hadir di antaranya Menteri Konservasi Hutan Honduras dan Wakil Menteri Kehutanan Mozambik.
Dalam pembukaan persidangan, Dubes RI Paris menyampaikan posisi dan komitmen Indonesia terkait konservasi biosfer, di mana Indonesia telah mengintegrasikan Rencana Aksi Man and Bioshphere (MAB) ke dalam program nasional. Indonesia juga akan terus mengembangkan cagar biosfer baru.
Sementara itu, para anggota ICC MAB secara aklamasi menyetujui Indonesia sebagai Ketua ICC-MAB untuk periode 2018-2020. Pemerintah Indonesia menunjuk Prof Enny Sudarmonowati, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, sebagai representatif keketuaan Indonesia di ICC MAB untuk dua tahun ke depan.
Program Man and Biosphere (MAB) sudah ada sejak tahun 1971 dan merupakan forum ilmiah untuk mempromosikan konservasi lingkungan, keanekaragaman hayati, dan pembangunan berkelanjutan. MAB berupaya menggabungkan aspek lingkungan dengan sosial, ekonomi, dan pendidikan, agar penghidupan dan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan seimbang dan aman dengan ekosistem lingkungan hidup.
Simak video pilihan berikut ini: