Merauke - Berbagai cara tengah dilakukan masyarakat adat Merauke untuk mengangkat kembali nilai-nilai leluhurnya. Salah satunya suku asli Marin yang menggelar festival kandara atau tifa, yaitu alat musik pukul tradisional khas dari Papua.
Festival Tifa Merauke ini melibatkan suku asli Marin dari empat penjuru mata angin, yakni empat wilayah adat seperti Suku Marin Kanume, Kima-kima, Makleo, Dahukhe, Rausi, Yei, dan Rahuk. Mereka berjalan kaki dari Bundaran Brawijaya ke Taman Mandala, Merauke dengan memikul lima buah kandara raksasa, Selasa, 24 Juli 2018, sore.
Ketua Panitia Penyelenggara Festival Tifa Merauke, Isaiyas Ndiken menjelaskan, festival ini digelar untuk pengenalan nilai-nilai budaya dan pengelolaan aset daerah dengan harapan festival ini terdaftar sebagai budaya nusantara.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, kata Isaiyas, kegiatan Festifal Tifa Merauke ini juga sebagai salah satu cara uji publik untuk rencana pengembangan pariwisata daerah.
"Karena masih bertaraf uji publik, makanya kami undang sejumlah pakar budaya yang tergabung dalam ivent organaiser Jogja. Sehingga mereka yang menilai apakah layak atau tidaknya, iven budaya ini digelar di Merauke," ungkapnya.
Festival Tifa Merauke dengan tema "Lima Raja Tifa" itu melambangkan perwakilan dari lima wilayah zona geografis dan masing-masing zona mempunyai ciri khas yang berbeda. Penentuan lima zona wilayah adat berdasarkan letak geografis itu melalui penelitian selama 30 tahun.
"Di Merauke ini ada ada beberapa sub-suku yang hidup di sejumlah wilayah adat berdasarkan zona geografis. Pendekatan geografis inilah yang melahirkan berbagai ciri khas dari berbagai atribut adat. Misalkan zona rawa, zona pesisir, zona tanah tinggi, dan zona lapang (safana). Mereka mempunyai ciri khas masing-masing," jelas Isaiyas.
- Baca berita menarik lainnya dari KabarPapua.co di sini.
Simak video pilihan berikut ini: