Pelindo III Bakal Jadikan Pelabuhan Benoa Kawasan Mewah

Pelindo III menargetkan pengembangan Pelabuhan Benoa selesai pada 2021.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Jul 2018, 16:00 WIB
Kapal Cruise Pacific Eden pertama kalinya bersandar di pelabuhan Benoa, Bali. (Foto:Istimewa)

Liputan6.com, Benoa - PT Pelindo III (Persero) telah mengerjakan beautifikasi Pelabuhan Benoa, Bali. Pelabuhan ini akan dijadikan sebagai kawasan mewah yang saling terintegrasi.

Mengapa mewah dan terintegrasi? Pelabuhan Benoa akan memiliki fasilitas lengkap mulai dari terminal kapal pesiar (cruise), marina, convention hall dan hotel, serta mal sebagai pusat perbelanjaan modern.

Selain itu, dengan mengintegrasikan kawasan perikanan yang ada di Pelabuhan Benoa ini, juga akan dibangun kawasan kuliner yang terhubung langsung dengan pasar ikan.

"Jadi nanti seperti di Australia dan Singapura. Orang yang naik yacht atau cruise turun di sini bisa belanja barang-barang branded seperti tas Louis Vuitton, Hermes dan lainnya. Juga kuliner yang memiliki nuansa berbeda," terang Direktur Utama Pelindo III Ari Askhara di Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (26/7/2018).

Saat ini, yang dikerjakan Pelindo III adalah pengerukan alur dan kolam dan beautifikasi Pelabuhan Benoa. Untuk proyek pengerukan anggarannya lebih dari Rp 400 miliar dan beautyfikasi sekitar Rp 77 miliar. 

Mengenai beautifikasi ini, yang dikerjakan adalah pembangunan terminal penumpang, gate masuk pelabuhan dan penataan taman di kawasan pelabuhan. Proyek ini akan selesi pada September 2018.

Setelah itu, Pelindo III masuk dalam pengembangan selanjutnya, yaitu membangun fish market, marina dan kawasan properti. Ditaksir anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 5,8 triliun.

Marina itu nantinya bisa menampung yacht. Di kawasan properti sendiri, selain ada pusat perbelanjaan juga ada art centre dan culture centre. Dengan begitu, meski bernuansa modern, Pelabuhan Benoa tetap memberi ruang terhadap kebudayaan lokal.

"Hanya saja untuk pengembangan ini kita akan gandeng investor, jadi tidak semua dari kita," tambah Ari.

Dengan ada berbagai proyek ini, sekaligus menata Pelabuhan Benoa. Saat ini Pelabuhan Benoa terdapat setidaknya 700 kapal ikan yang sandar dan docking. Padahal kapasitas pelahuhan hanya maksimal 300 kapal. "Nanti sebagian itu akan dipindahkan," ujar dia.

 "Semua ini kita harapkan bisa selesai pada 2021. Itupun kalau perizinannya bisa cepat," tambah Ari. (Yas)

 


Pelindo III Akan Operasikan Terminal Petikemas di Malaysia

PT Pelabuhan Indonesia III (Foto:Pelindo III)

Sebelumnya, PT Pelindo III (Persero) bakal melebarkan sayapnya ke luar negeri. Salah satu ekspansi bisnis yang dituju adalah pengelolaan terminal petikemas di Port Klang, Malaysia.

Direktur Utama Pelindo III Ari Askhara mengatakan ini menjadi langkah baru bagi perusahaan pelabuhan pelat merah asal Indonesia memiliki operasi terminal di luar negeri.

"Jadi kita sedang pembahasan dengan Port Klang untuk kita bisa operasi di luar negeri, salah satu terminal petikemas mereka," kata Ari Askhara di Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (26/7/2018).

Dijelaskannya, ekspansi ke luar negeri yang dilakukan tersebut dengan menggunakan prinsip barter. Dimana nantinya Pelindo III akan operasikan salah satu terminal yang dikelola Port Klang dan juga sebaliknya Port Klang akan mengoperasikan salah satu terminal kelolaan Pelindo III.

Jika dilihat dari volume petikemas yang dilayani setiap tahunnya, Port Klang saat ini memiliki volume petikemas 15 juta Teus per tahun. Sementara Pelindo III sendiri saat ini memiliki volume petikemas 6 juta Teus per tahun.

Meski Port Klang memiliki kapasitas lebih besar dari Pelindo III, ekspansi Port Klang ke Indonesia menjadi bagian dari ekspansi pasar baru di Indonesia.

"Kita akan kelola terminal petikemas yang mana itu belum tahu, tapi mereka tertarik kelola Terminal Teluk Lamong. Kita targetkan 2019 sudah jelas dan sudah tandatangan kesepakatannya," pungkas Ari.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya