Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan pertumbuhan laba dan pendapatan sepanjang semester I 2018. Hal itu didukung harga batu bara dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
PT Astra International Tbk membukukan pertumbuhan laba bersih 11 persen dari Rp 9,34 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 10,38 triliun pada semester I 2018.
Hal itu didukung pendapatan bersih naik 15 persen menjadi Rp 112,55 triliun hingga semester I 2018. Peningkatan pendapatan itu terutama berasal dari bisnis alat berat dan pertambangan. Demikian mengutip dari keterangan tertulis Kamis (26/7/2018).
Baca Juga
Advertisement
Kontribusi dari tiap segmen bisnis terhadap laba bersih konsolidasi Astra International antara lain bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh 60 persen dari Rp 2,05 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 3,28 triliun pada semester I 2018.
Disusul kontribusi laba dari teknologi informasi tumbuh 24 persen dari Rp 55 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 68 miliar pada semester I 2018. Selain itu, dari sektor jasa keuangan tumbuh lima persen dari Rp 2,03 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 2,14 triliun pada semester I 2018.
Sementara itu, kontribusi laba bersih dari infrastruktur dan logistik susut 96 persen dari Rp 110 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 4 miliar pada semester I 2018.
Disusul bisnis properti yang merosot 29 persen menjadi Rp 48 miliar pada semester I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 68 miliar.
Dari bisnis perkebunan, kontribusinya turun 23 persen dari Rp 815 miliar pada semester I 2017 menjadi Rp 625 miliar pada semester I 2018. Kontribusi dari bisnis perkebunan menyusut lantaran dari penurunan harga minyak kelapa sawit. Sedangkan dari sektor otomotif stagnan Rp 4,21 triliun pada semester I 2018.
"Kinerja grup Astra hingga akhir 2018 diperkirakan cukup baik, didukung dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dan harga batu bara yang stabil," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto.
Ia menuturkan, walaupun persaingan di pasar mobil dan melemahnya harga minyak kelapa sawit menjadi perhatian.
Astra International Bagi Dividen Rp 7,4 Triliun
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Astra Internasional Tbk memutuskan untuk membagi dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 7,4 triliun atau Rp 185 per lembar saham dari total laba bersih perusahaan sebesar Rp 18,8 triliun 2017.
Presiden Direktur PT Astra Internasional, Prijono Sugiarto mengatakan dividen tersebut sebesar Rp 2,2 triliun telah dibayarkan (dividen interim) pada 27 Oktober 2017. Sementara, sisanya sebesar Rp 5,2 triliun akan dibayarkan pada 25 Mei 2018.
"Sisanya akan dibayarkan pada 25 Mei 2018 kepada pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 8 Mei 2018 pukul 16.00 WIB," ujar Prijono di Menara Astra, Jakarta, Rabu 25 April 2018.
Selanjutnya, sisa laba bersih perseroan sebesar Rp 11,3 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan. "Pembayaran dividen akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan pajak, Bursa Efek Indonesia dan ketentuan pasar modal lainnya yang berlaku," ujar Prijono.
Rapat tersebut juga melakukan pergantian beberapa jajaran direksi dan komisaris. Komisaris independen baru dijabat oleh mantan Menteri Keuangan Chatib Basri dan Takayuki Yoshitsugu.
Sementara, dua posisi direktur perseroan yang baru dijabat oleh Santosa dan Gita Tiffani Boer.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement