Liputan6.com, Jakarta Penyanyi balada Hariyanto Boejl membuat sebuah konser bertajuk kontemplasi. Nama konser ini juga diambil dari lagu berjudul sama. Kontemplasi sendiri dapat diartikan merasakan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, memikirkan dan merenungkan konsep kehidupan, mengevaluasi diri, menghayati perjalanan hidup selama ini.
“Saya menulis lirik lagu berjudul Kontemplasi dan membuat Konser Kontemplasi di Amigos, tujuannya saya tidak ingin salah melangkah dalam menjalani kehidupan. Sebab, usia terus bertambah dan ajal pun tidak tahu kapan tiba. Semoga lagu Kontemplasi bisa memberikan inspirasi bagi semua orang yang terjun dalam berbagai profesi,” ujar Hariyanto Boejl, saat ditemui usai acara, Selasa (24/7/2018).
Hariyanto Boejl, pria kelahiran Lamongan, Jawa Timur, 26 September 1972, itu pun berharap bisa memperbaiki diri sendiri dan mengajak orang lain untuk menebarkan virus kebaikan. Dalam Konser Kontemplasi, Boejl, panggilan akrab Hariyanto, juga meluncurkan mini album yang terdiri atas tiga lagu, yaitu Kontemplasi, Introspeksi, dan Negeri Pelangi.
Sepak terjang Boejl, dalam blantika musik nasional memang tergolong baru. Namun, suami dari Etty Novitasari, 44 tahun, tetap memiliki tekad kuat untuk berkreasi dalam dimensi berbeda.
“Setelah puluhan tahun malang-melintang di dunia fotografi, saya pun merasa dunia tarik suara bisa menghibur banyak orang sekaligus menebarkan kebaikan,” tutur Boejl.
Boejl memilih untuk serius terjun ke dunia musik setelah ada dorongan semangat dari sahabat, Maxi Bahajjaj, atau biasa disapa Maxi King of Soul.
“Usia menua bukanlah pembendung dalam berkarya. Dia hanyalah kerikil yang sedikit melambatkan langkah. Selama keinginan kuat masih menyala, kreativitas akan menemukan jalan lapang yang terang,” tutur Boejl, ayah dari Rinov Fajar Anugerah (19 tahun), Maurivi Putri Islamey (16 tahun), dan Viandryna Qanita Dawama (9 tahun).
Baca Juga
Advertisement
Sejarah
Hidup, kata Boejl, harus bergairah apabila ingin menorehkan sejarah. Demi semua itu perjuangan dan kesabaran adalah keniscayaan. “Benar kata Rendra, Kesadaran adalah matahari. Kesabaran adalah bumi. Keberanian menjadi cakrawala. Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata,’’ tutur Boejl.
Kontemplasi, menurut Boejl, sejatinya ekspresi perenungan dalam bentuk lirik yang diharmonisasikan dengan bunyi-bunyian. “Kontemplasi menjadi ruang evaluasi diri atas laku kehidupan yang telah saya jalani. Kontemplasi ada agar hidup senantiasa terjaga,” jelas Boejl.
Eksistensi kebudayaan, ucap Boejl, akan memberikan arah pada laku kehidupan, juga panduan bertumbuhnya kemajuan zaman. Sebagai anak kandung kebudayaan, harmonisasi lirik dan musik memiliki peran dominan dalam mencatat, merawat, dan mengembangkan tiap-tiap entitas peradaban. Fungsi itu dijalankan sejak masa silam, sekarang, hingga kelak di hari depan. Lirik dan musik akan terus bertemali dengan kebudayaan.
“Saya amat berhasrat mini album Kontemplasi mampu mengalirkan makna hingga sisi terdalam rasa. Namun, saya menyadari bahwa makna pada lirik dan musik membuka rupa-rupa tafsir dan argumentasi. Semua gading pasti retak. Begitu juga Kontemplasi. Ini hanyalah prolog. Dengan segala keresahan dan totalitas, saya akan terus mengembara hingga kelak bertemu epilog yang indah,” kata Boejl.
Advertisement
Nilai Sendiri
Dalam kesempatan terpisah, Head Communication External BNI, Selly Adriatika mengaku sudah mendengar mini album Boejl, mulai dari Kontemplasi, Introspeksi, dan Negeri Pelangi.
Selly menilai, Boejl memiliki rasa tersendiri dalam menulis lirik lagu. Arti dari lirik lagu yang ditulis Boejl bisa disampaikan secara tersurat atau tersirat.
“Boejl bisa menyampaikan maknanya dengan cara yang ringkas, berbobot, mampu menarik pendengar untuk mendengar dan terus mendengar. Tidak berantakan secara emosional, tersusun secara rapi. Lirik lagu Boejl mampu menyentuh hati. Lirik-liriknya bagus. Selalu terus berkarya dan semangat,” jelas Selly.