Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada pembukaan perdagangan Jumat (27/7/2018) ini.
Pada pra perdagangan saham, IHSG naik 1,22 poin atau 0,02 persen ke posisi 5.947,3. Kemudian pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih tetap menguat 6,4 poin atau 0,11 persen ke level 5.952,5.
Adapun indeks saham LQ45 menguat 0,06 persen ke posisi 939,48. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada awal perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi 5.953,08 dan terendah 5.947,3. Ada sebanyak 97 saham menguat dan 24 saham melemah, sementara 86 saham diam di tempat.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 313,63 kali dengan volume perdagangan saham 587,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 403,9 miliar.
Investor asing jual saham Rp 7,1 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.476.
Sebagian besar sektor saham pembentuk IHSG menguat, kecuali sektor saham barang konsumsi dan infrastuktur yang masing-masing melemah 0,23 persen dan 0,02 persen.
Sektor saham aneka industri naik 0,68 persen dan mencatatkan penguatan terbesar. Disusul kemudian sektor saham industri dasar yang menguat 0,55 persen dan sektor saham perdagangan yang naik 0,34 persen.
Saham yang menguat di awal sesi antara lain saham TRIO naik 13,97 persen ke posisi Rp 775 per saham, saham BBKP menguat 9,41 persen ke posisi Rp 442 per saham, dan saham MBTO naik 9,09 persen ke posisi Rp 156 per saham.
Sedangkan saham yang tertekan, antara lain NICK turun 3,05 persen ke level Rp 127. Disusul saham ETWA melemah 3,45 persen ke level Rp 84 dan saham CTRA turun 1,87 persen.
Penutupan Kemarin
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi pada perdagangan saham hari ini. Meski kemudian IHSG ditutup menguat.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis (26/7/2018), IHSG naik 12,24 poin atau 021 persen ke posisi 5.946,13. Indeks saham LQ45 menguat 0,26 persen ke posisi 938,89. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Sebanyak 198 saham menguat sehingga mendorong IHSG naik. Sementara 191 saham melemah dan 116 saham diam di tempat.
Adapun IHSG bergerak di posisi tertinggi 5.967,5 dan terendah 5.928,74. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 406.034 kali dengan volume perdagangan 11,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8 triliun.
Investor asing beli saham Rp 106,15 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.453.
Baca Juga
Sebagian besar sektor saham menghijau dengan sektor saham pertambangan naik 1 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan mendaki 0,97 persen dan sektor saham konsumsi menguat 0,89 persen.
Sementara yang melemah antara lain saham aneka industri yang melemah 2,23 persen dan saham konstruksi yanng melemah 1,39 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham NUSA naik 58,62 persen ke posisi Rp 276 per saham, saham GOLD melonjak 19,71 persen ke posisi Rp 498 per saham, dan saham MTWI mendaki 17,43 persen ke posisi Rp 128 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham MLPT turun 16,67 persen ke posisi Rp 725 per saham, saham TRAm tergelincir 15,85 persen ke posisi Rp 308 per saham, dan saham DUTI susut 14,63 persen ke posisi Rp 3.500 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,90 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,46 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,95 persen, dan indeks saham Singapura naik 1,06 persen. Indeks saham Singapura catatkan kenaikan terbesar.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,31 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,07 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,27 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG tidak terlalu signifikan pada Rabu pekan ini dibandingkan hari sebelumnya.
Padahal nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat. Harga komoditas dunia juga menguat.
"Kemungkinan besar adalah para pelaku pasar masih cenderung memilih wait and see. Padahal sejauh ini, stabilitas fundamental ekonomi dalam negeri masih terjaga dengan efektif, dan terdapat beberapa emiten mengalami hasil positif pada kinerja laporan keuangan kuartal II 2018," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement