Tuntut Kasusnya Diungkap, Novel: Saya Tidak Akan Berhenti Bersuara

Hari ini Novel bekerja pertama kali di KPK setelah menjalani perawatan mata selama 16 bulan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 27 Jul 2018, 11:06 WIB
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disambut para pegawai dan aktivis saat tiba di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7). Novel absen 16 bulan untuk menyembuhkan matanya yang diserang air keras. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kembali bekerja setelah 16 bulan fokus menjalani perawatan matanya yang tersiram air keras. Novel menegaskan dirinya tak akan berhenti bersuara menuntut agar pelaku teror terhadap dirinya diungkap.

"Saya sampaikan bahwa saya tidak akan berhenti bersuara agar semua diungkap. Saya tetap bersuara dengan risiko apa pun," kata Novel di Gedung KPK Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/7/2018).

Novel mengaku dirinya tak sedih dan terpukul atas teror air keras yang menyebabkan kedua matanya rusak. Kendati sudah memaafkan, Novel tetap mendesak pelaku penyiraman air keras diungkap.

"Saya menyampaikan ini bukan dari mulut saja, tapi dari hati," ujarnya.

Novel Baswedan diserang dengan air keras pada Selasa, 11 April 2017. Peristiwa terjadi usai Novel menunaikan salat subuh berjemaah di Masjid Al Ihsan Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang letaknya tidak jauh dari rumahnya.

 


Diserang 2 Orang

Saat itu, dua orang yang berboncengan sepeda motor menyiramkan air keras ke wajahnya. Cairan asam pekat tersebut mengenai bagian mata.

Operasi demi operasi dijalani Novel Baswedan hingga ke Singapura. Dia kini sudah pulang ke Tanah Air setelah menjalani beberapa kali operasi.

Polisi masih terus mengusut kasus penyerangan terhadap Novel tersebut. Hingga kini, belum ditemukan siapa pelakunya.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya