Gerhana Bulan Terlama Hanya Berlangsung 100 Tahun Sekali

Menurut Kepala Bidang Diseminasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Emanuel Sungging, gerhana bulan total terlama berikutnya akan terjadi dalam waktu yang sangat lama.

oleh Jeko I. R. diperbarui 27 Jul 2018, 14:00 WIB
Gerhana bulan Juli 2018. (Ilustrasi: Bintang.com/Bambang E.Ros)

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana bulan total yang bakal berlangsung besok, Sabtu dini hari (28/7/2018), diklaim akan menjadi peristiwa alam terlangka.

Pasalnya, gerhana bulan total tersebut akan menjadi gerhana dengan durasi paling lama di abad ke-21. Durasi gerhana bulan total ini berkisar 1 jam 43 menit.

Lalu, kapan gerhana bulan total terlama berikutnya akan kembali terjadi?

Menurut Kepala Bidang Diseminasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Emanuel Sungging, gerhana bulan total terlama berikutnya akan terjadi dalam waktu yang sangat lama.

Ia mengungkap, gerhana bulan terlama hanya terjadi selama satu kali selama 100 tahun.

"Fenomena alam ini terbilang langka, karena terjadi ketika Bumi sejajar antara Bulan dan Matahari," ujar Emanuel dalam keterangan resminya.

NASA juga mengungkap tanggal terjadinya gerhana bulan terlama di masa depan. Dilansir Accu Weather, Jumat (27/7/2018), Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut membeberkan, gerhana bulan paling lama selanjutnya akan terjadi pada 9 Juni 2123.

Badan Antariksa Amerika Serikat ini menjelaskan, gerhana bulan total yang nantinya berlangsung pada 2123 akan memiliki durasi yang lebih lama, yakni 106 menit. Berbeda dengan yang sekarang, Indonesia tidak akan bisa menyaksikan gerhana di momen tersebut.

 


LAPAN Bakal Mengamati

Gerhana bulan Juli 2018 sangat istimewa karena menjadi gerhana bulan total terlama. (Ilustrasi: Bintang.com/Bambang E.Ros)

Sebelumnya Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menjelaskan, proses pengamatan gerhana bulan total terlama ini tidak akan dilakukan secara umum. Pasalnya, gerhana bakal berlangsung sejak dini hari sampai Subuh.

"Ya, nanti kita bakal lakukan pengamatan, tapi bukan untuk umum karena gerhana ini bakal terjadi di dini hari pada 28 Juli 2018," ujar Thomas kepada Tekno Liputan6.com, Rabu (18/7/2018).

Saat ditanyakan apakah ada pengamatan khusus terhadap peristiwa alam ini, Thomas berkata kalau pihaknya hanya ingin mengabadikan momen gerhana bulan saja.

"Tidak ada tujuan sains, hanya untuk mengabadikan foto proses gerhana bulan total saja," lanjutnya.


Puncak Gerhana

Di kawasan Amerika Serikat 15 April waktu setempat gerhana terjadi selama 5 jam 43 menit, namun hanya bisa dilihat sekitar 3 jam 35 menit.

Dijelaskan peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto, seluruh wilayah Indonesia memiliki kesempatan untuk melihat gerhana bulan total pada 28 Juli, tepat pada waktu dini hari.

“Puncaknya pukul 03.23 WIB. Di banyak berita disebutkan tanggal 27 Juli (waktu Greenwich, UK),” ujar Rhorom kepada Tekno Liputan6.com via pesan teks.

Terkait durasi gerhana, Rhorom mengungkap durasi gerhana total 1 jam 43 menit. Lalu, kenapa durasi gerhana bulan kali ini lebih lama dari biasanya?

“Memang lama karena saat itu Bulan jauh dari Bumi (di titik apogee, tampak sebagai micromoon), kebalikan dari Super Blue Blood Moon pada Januari lalu,” tandasnya.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya