Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrat meragukan nama calon wakil presiden atau cawapres pendamping Joko Widodo atau Jokowi pada Pilpres 2019 mampu mengangkat suara partai-partai pengusungnya.
Wakil Sekjen Partai Demokrat, Didi Irawadi mengatakan hal ini bisa terlihat dari lambatnya pengumanan nama cawapres. Padahal, kata dia, nama cawapres itu sudah disepakati oleh partai-partai pengusung.
Advertisement
"Kenapa tidak segera diumumkan saja. Apakah cocok cawapresnya dan mengangkat suara-suara partai koalisi?," kata Didi dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).
Didi pun mencontohkan bagaimana Partai Demokrat dan koalisinya berani mengumumkan cawapres jauh-jauh hari sebelum Pilres 2009 lalu. Ketika itu, sambung Didi, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengumumkan nama Boediyono sebagai pendampingnya.
Bahkan, kata Didi, para partai koalisi tidak khawatir dengan dipilihnya Boediyono sebagai cawapres SBY.
"Tanpa khawatir koalisi nya bubar. Bahkan koalisi makin kuat," ucap Didi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menekankan, partainya mendukung Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2019. Untuk itu, Hasto meminta kader PDIP terus konsolidasi dengan rakyat.
Soal calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi di Pilpres 2019, Hasto menyatakan yakin, sosoknya merupakan orang yang tepat.
"Kita percaya, Pak Jokowi akan didampingi sosok yang tepat, punya jiwa kerakyatan, ideologis yang menjadi satu kesatuan kepemimpinan dengan Jokowi, sehingga di Republik ini akan lahir kesatupaduan kepemimpinan antara Jokowi dan calon wakil presiden yang akan segera diumumkan dalam momentum yang tepat," kata Hasto Kristiyanto di acara acara konsolidasi sekaligus peringatan peristiwa Sabtu Kelabu, 27 Juli 1996 di Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat (27/7/2018).
Dia pun mengingatakan bahwa proses Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 betul-betul menjadi ajang berdemokrasi dengan santun dan berbudaya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: